Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Cinta Yockie Suryoprayogo...

Kompas.com - 07/08/2011, 02:02 WIB

Terasa betul betapa tidak sehat pertumbuhan musik pop di sini. ”Industri musik” di sini hanya bekerja untuk ”industri” itu sendiri, bukan kedua-duanya: ”industri” dan ”musik”. Hampir tak terjadi rekaman ulang untuk karya-karya yang tahan zaman, panggung-panggung musik pun hanya untuk mereka yang terlibat dengan industri yang sedang berlangsung sehingga generasi yang datang belakangan menjadi ahistoris, tak mengenal dengan baik semangat zaman ketika karya-karya itu diciptakan pada masanya.

Inilah yang menjelaskan mengapa seorang Syaharani yang bagus membawakan lagu-lagu jazz tidak memberi rasa apa-apa ketika membawakan ”Merpati Putih” dalam aransemen yang hampir tidak berbeda dengan yang tersua dalam Badai. Semangat zaman lagu itu dalam suara liris Chrisye yang tinggi sama sekali tak berjejak. ”Saya baru kelas dua SD ketika Sabda Alam (diterbitkan),” katanya.

”Anak Jalanan” bernasib serupa. Kontrol irama dalam versi Chrisye ketika membawakan nomor ini dalam album Sabda Alam juga tidak tertangkap oleh duet Rezanov-Ervin. ”Jeritan Seberang” pada album Jurang Pemisah (1977) yang cerah bening dalam suara Chrisye menjadi buram ketika dibawakan Rezanov. Rezanov dan Ervin baru memberi rasa yang pas ketika membawakan ”Kehidupan” dari album Semut Hitam God Bless dan ”Sang Jagoan” yang diiringi gitar Eet Syahranie.

Suasana 1970-an dari jenis yang tahan zaman itu baru menemukan aktualitasnya pada ”Badai Pasti Berlalu” dan ”Matahari” yang dibawakan Berlian Hutauruk, penyanyi aslinya, serta ”Duka Sang Bahaduri” dalam duet Yockie-Aning, ”Sabda Alam” oleh Fariz, ”Citra Hitam” dalam suara Yockie, dan ”Malam Pertama” dari album Resesi Chrisye yang dibawakan duet Fariz-Aning.

Keterputusan ”sejarah” di ranah musik pop kita barangkali akan tergusur bila konser apresiasi ”Karena Cinta Yockie” yang dimulai di awal dasawarsa kedua abad ke-21 ini bisa dilanjutkan.

”Kita bersyukur konser apresiasi ini diadakan. Mudah-mudahan ada yang peduli,” kata Sys NS. ”CSR perusahaan-perusahaan untuk musik sajalah, sebab negara tidak mengurus musik. Kalaupun ada peran negara, itu hanya 0,00000 sekian persen.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com