Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pergelaran Kantata Barock yang Oksimoron

Kompas.com - 02/01/2012, 13:14 WIB

Ketiga, dalam tingkat manajemen pertunjukan, tidak terlihat juga practice what you preach, yang ada, seperti kutipan Kompas.com di atas: com “Di lagu "Megalomania" misalnya, Kantata Barock melukiskan tokoh-tokoh yang mampu berbuat apa saja pada dunia. Tak cuma pemimpin "narsis" yang doyan tampil dan perintah sana-sini, tetapi juga rakus berada di kursi pemimpin...”

Pergelaran kali ini kurang jelas siapa music directornya. Berbeda dengan pergelaran Kantata Takwa yang saya lihat di youtube, di mana berbagai prentilan musik perkusif dan etnis khas Jabo yang dirajut oleh musik yang rapi oleh Yockie masih terdengar dengan nyaman, kemarin sound 400.000 watt sangat menggelegar, terlalu ramai, menghilangkan prentilan ala Jabo yang sebenarnya tampil bersama 5 anak buahnya. Semua tampak berebut untuk tampil ke posisi kedua, karena posisi pertama sudah reserved untuk Sang Bohir, dengan sound gitarnya yang sumpek di telinga penonton. Semua yang saya tanya mengeluhkan sound yang timbul tenggelam, kasar dan didominasi oleh gaya gitar shredding ala Steva Vai dengan 7 senarnya, yang menggelitik-sori- memekakkan gendang telinga, menimbulkan “a deafening silence”, saya jadi termangu dalam kesunyian karena musik yang memekakkan telinga. Oksimoron.

Orasi dan aksi teatrikal tampak kurang masuk ke penonton. Satu-satunya lagu yang menjadi puncak, adalah “Ombak” dari Iwan Fals, suatu keheningan dalam ingar bingar. Oksimoron.

Practice what you preach. Sudah saatnya para personal Kantata untuk mempraktekkan apa yang mereka khotbahkan. Kembalilah berkomunikasi dengan semua elemen, terutama para pendiri dan keluarga pendiri. Berdialoglah. Berdemokrasilah. Teten Masduki di twitternya menulis “Kantata rujuk”. Sudah saatnya tokoh seperti Eef Saefulloh Fatah dan Teten Masduki yang dekat dengan mereka semua untuk merujukkan mereka. Tahun 2012 sampai 2014 terlalu penting tanpa kehadiran Kantata dengan spirit aslinya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com