”Prinsip kami, main sebagus mungkin, memberikan suguhan dengan energi yang baik. Dengan begitu, penonton di mana pun akan dapat menangkap energi itu. Mereka akan menikmati,” kata Indro.
Hari terakhir di Rusia, Senin (16/1), Indro dan kawan-kawan tampil di Elektrostal, sebuah kota kecil yang berjarak sekitar 60 kilometer dari Moskwa.
Sebagian anak-anak itu ada yang belum pernah mengenal Indonesia. Hari itu mereka mendengar Indonesia lewat ”Janger Bali”, ”Andong”, ”Rencong”, dan ”Panon Hideung” yang sebenarnya merupakan lagu mereka sendiri tetapi telah berubah dengan versi bahasa Sunda. ”Kami menjalin hubungan dengan pendekatan people to people, antara rakyat Indonesia dan rakyat Rusia, lewat kebudayaan,” kata Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Moskwa Dian Wirengjurit yang datang bersama M Aji Surya selaku Penanggung Jawab Fungsi Pendidikan Penerangan Sosial Budaya KBRI Moskwa.
Meski berskala kecil, menurut Dian, penampilan Indro dan kawan-kawan memberikan makna mendalam akan hubungan Indonesia-Rusia, khususnya bagi anak-anak yang hari itu mendengar Indonesia untuk pertama kali.
Indro memang mengonsep musiknya sebagai fusion, ramuan antara musik modern yang ia sebut Barat (western) dan elemen etnis. ”Etnis, tetapi ada benang merah musik internasionalnya. Lewat musik seperti itu kita memperkenalkan bau-bau Indonesia,” kata Indro.
Bau yang sedap tentu.