BANJARMASIN, KOMPAS.com- Universitas Airlangga Surabaya tengah meneliti tanaman gandarusa untuk dijadikan alat kontrasepsi jenis pil bagi pria. Diyakini, tumbuhan asal Papua itu mampu menahan kehamilan. Selama ini, tumbuhan itu telah digunakan oleh masyarakat secara turun-temurun.
Sudibyo Alimoeso Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BK KBN), di sela seminar Peran Tokoh Agama dalam Program Kependudukan, di Banjarmasin, Kalsel, Selasa (31/1/2012), mengatakan, saat ini proses penelitian tumbuhan gandarusa baru sampai tahap III. Nantinya tanaman ini akan dibuat ekstrak.
"Kita sedang kembangkan pil KB (Keluarga Berencana) pria. Selama ini sering ada tuntutan kenapa pria partisipasinya rendah, kurang dari 5 persen. Sehingga seolah-olah ada diskriminasi terhadap pelayanan KB," ujar Sudibyo.
Menurut Sudibyo, sejauh ini sudah ada perusahaan yang siap memproduksi dalam jumlah besar yakni PT Indo F arma. BKKBN sendiri akan berperan mempromosikan kepada masyarakat jika produk tersebut sudah terealisasi.
Metode penggunaan pil ini nantinya sama dengan pil KB perempuan, yakni diminum secara reguler. Gandarusa sendiri, lanjut Sudibyo, diyakini memiliki dua manfaat.
Ia tidak saja mampu menghambat kehamilan tapi juga sebagai obat peningkat gairah. Efek ganda ini dirasa akan banyak membantu keharmonisan keluarga.
Sejauh ini penggunaan alat kontransepsi pria di Indonesia masih sangat rendah. Catatan BKKBN prosentase penggunaan alat kontrasepsi pria baru sekitar 3,5 persen, sebagian di antaranya berupa vasektomi.
Metode vasektomi sering dipersoalkan lantaran dianggap bertentangan dengan agama. "Sebetulnya, dulu yang dipersoalkan cara ini dianggap mengubah kodrat. Namun karena saat ini didukung oleh kemajuan teknologi kedokteran, yakni (vas deferens/saluran keluarnya sperma) bisa disambung kembali, rekanalisasi. Artinya apa yang diubah tidak permanen, tidak menyalahi kodrat," kata Sudibyo.
Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel Chamnah Wahyuni mengatakan sejauh ini angka vasektomi di Kalsel baru 340-an orang. Meski telah melebihi target nasional 250 orang, namun apa yang terjadi di Kalsel masih di bawah Situbondo, Jawa Timur, yang sudah ada 3-000-an orang. Kendalanya masih pada persepsi masyarakat terkait keyakinan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.