JAKARTA, KOMPAS.com - Festival film dan animasi HelloFest, yang rutin diselenggarakan setiap tahun, tahun ini masuk ke tahun ke-8. Pada 4 Februari lalu, HelloFest8 digelar dan bisa dibilang sukses dengan jumlah pengunjung yang mencapai 20 ribu orang.
Dari sekian banyak rangkaian acara di HelloFest, yang paling dinanti adalah film animasi.
Menurut Wahyu Aditya, pendiri sekolah animasi dan kreatif Hello Motion Academy, respon publik dan jumlah pengirim karya ke HelloFest terus mengalami kenaikan. Kualitas dari karya animasi yang dikirim juga semakin serius mendekati para profesional.
"Ini menandakan tingginya antusiasme para kreator generasi muda," tutur pria yang akrab disapa Wadit, di Jakarta, Sabtu (11/2/2012) kepada Kompas.com setelah acara Kompas TV Pagi.
Ia mengatakan, tujuan utama dari HelloFest adalah mewadahi karya-karya kreatif dan inovatif serta mengekspos budaya populer di Indonesia. Dan tidak menutup kemungkinan, dari ajang-ajang semacam ini, finalis atau pemenang berkeinginan untuk menjalankan bisnis kreatif di bidang animasi.
Animasi kini tidak dianggap sebagai hiburan untuk anak-anak, namun sudah dipandang sebagai bisnis yang dibutuhkan oleh banyak sektor industri, terutama industri kreatif.
Ide, merupakan modal utama dari industri kreatif. Dalam konteks bisnis animasi ataupun video, ide-ide itu tentu ditunjang dengan peralatan teknologi. Menurut Wadit, biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan teknologi kini semakin terjangkau.
"Tidak ada alasan untuk tidak berkarya," tegas Wadit.
Fred Deakin, animator sekaligus pakar budaya popular asal London, Inggris yang turut hadir pada HelloFest8, pun menyatakan kekagumannya atas karya-karya animasi Indonesia. Menurutnya, karya animasi Indonesia punya kualitas yang hampir sama dengan animasi dari luar negeri. Hanya saja, belum banyak dieskpos, sehingga kurang mendapat apresiasi dari masyarakat.
Strategi pemasaran inilah yang dirasa belum banyak dilakukan animator-animator tanah air. Karena itu, seorang animator seyogyanya cerdas dalam membaca dan mengenali pasar, lalu berani pula memasukkan diri dan memperkenalkan karyanya ke pasar.