JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengetahui adanya gerakan "Indonesia Tanpa FPI" yang digelar pada Selasa (14/2/2012) ini di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Terkait gerakan yang bermula dari jejaring sosial Twitter ini, Presiden sempat memberikan arahan kepada aparat kepolisian.
"Arahan dari Presiden, sebisa mungkin dalam pelaksanaan pengamanan aksi unjuk rasa, di mana pun itu, bisa dilakukan dengan hati-hati," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa.
Presiden meminta agar kepolisian menghindari jatuhnya korban jiwa dalam mengamankan aksi massa. Kepolisian juga diminta tetap bersikap profesional sesuai dengan prosedur standar operasi atau SOP. Secara terpisah, Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo mengatakan, gerakan "Indonesia Tanpa FPI" adalah bagian dari aspirasi masyarakat. Kapolri berharap, aksi itu berjalan dengan baik.
"Sekali lagi, tetap memenuhi aturan!" kata Kapolri singkat kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa. Jenderal bintang empat ini juga meminta peserta aksi tak mengganggu aktivitas warga lainnya.
Gerakan Indonesia Tanpa FPI ini bermula dari aksi penolakan masyarakat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada Sabtu (11/2/2012) lalu. Di sana, sejumlah anggota FPI pusat dari Jakarta tak bisa turun di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Rencananya, mereka akan melakukan pelantikan pengurus FPI Palangkaraya. Namun, sejumlah pihak yang mengatasnamakan warga menolak kedatangan mereka. Aksi tersebut berlangsung kurang lebih 2,5 jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.