”Penghargaan ini sangat berarti karena menunjukkan bahwa elemen manusia dari sebuah penciptaan musik adalah hal yang paling penting. Bernyanyi dengan mikrofon, belajar bagaimana memainkan sebuah alat musik, dan belajar menghasilkan sebuah karya adalah hal paling penting yang harus dilakukan oleh seorang musisi.”
Kalimat pentolan band rock alternatif Seattle, Washington, Amerika Serikat, Foo Fighters, Dave Grohl, itu disampaikan di ajang Grammy Award Ke-54 yang berlangsung Minggu (12/2) malam waktu setempat, di Staples Center, Los Angeles, California, AS.
Bagi Grohl, yang sekaligus menjadi juru bicara band itu, lima Grammy untuk Foo Fighters merupakan penghargaan sekaligus penghormatan bagi siapa saja yang menghasilkan musik dengan alat musik yang mereka mainkan, bukan dengan komputer.
Band yang ”lahir” pada tahun 1995 melalui debut album Foo Fighters ini sukses memborong lima Grammy untuk kategori Best Rock Performance (”Walk”), Best Hard Rock/ Metal Performance (”White Limo”), Best Rock Song (”Walk”), Best Rock Album (”Wasting Light”), dan Best Long Form Music Video (”Back and Forth”).
Band ini juga dinominasikan untuk kategori Album of the Year, bersaing dengan, antara lain, Adele, Lady Gaga, dan Rihanna. Grammy untuk kategori paling prestisius ini memang jatuh ke pelukan Adele, yang merajai ajang Grammy Award Ke-54, dengan enam Grammy.
”Kami senang berada dalam kategori yang sama dengan Adele. Ini berarti kami melakukan hal yang benar. Dia telah memberikan harapan kepada kami semua. Dia telah membuat sebuah rekaman yang sangat luar biasa. Dia juga seorang artist dengan bakat luar biasa. Sebuah penghargaan luar biasa, kami dinominasikan dalam kategori yang sama dengannya,” papar Grohl, seperti dikutip Contactmusic.com.
Tidak hanya bagi Grohl, kemenangan ini juga sangat berarti bagi semua personel Foo Fighters. Sebab, sebagaimana diungkapkan Grohl di atas panggung dan selalu diungkapkannya dalam setiap kesempatan, hal itu menyadarkan mereka bahwa elemen manusia dari sebuah penciptaan musik adalah hal yang sangat penting. Dia merujuk pada album terakhir mereka, Wasting Light, yang direkam di sebuah garasi.
”Ini bukan persoalan untuk menjadi sempurna. Ini bukan persoalan untuk menghasilkan ’suara’ dengan tepat. Ini juga bukan tentang apa yang terjadi di dalam sebuah komputer. Tetapi, ini tentang apa yang terjadi di sini, di dalam hati, dan di sini, di dalam kepala kita,” lanjut mantan penggebuk drum kelompok Nirvana itu.
Foo Fighters, ujar Grohl, merupakan sebuah band yang sesungguhnya. ”Jika aku adalah seorang anak dari Tulsa, Oklahoma, yang menyukai band rock dan memainkan lagu-lagu rock dengan band rockku di sebuah garasi, lalu aku menonton acara Grammy Award, melihat sebuah band rock dengan penari dan memainkan komputer, aku akan menunggu Foo Fighters muncul. Dengan begitu, aku bisa berkata, ’Oh, bagus, manusia yang memainkan alat musik’,” lanjut Grohl, seperti dikutip Associated Press.
Foo Fighters dibentuk oleh Grohl tak lama setelah Kurt Cobain, vokalis band lamanya, Nirvana, ditemukan bunuh diri tahun 1994. Penggebuk drum Nirvana itu menerima banyak tawaran kerja sama dengan sejumlah musisi. Di tengah kekosongan, dia hampir setuju menerima tawaran sebagai drumer tetap di sebuah band.