JAKARTA, KOMPAS.com — Penampilan bersahaja Joko Widodo kerap bisa memperdaya banyak orang yang belum mengenalnya. Tak terkecuali bagi Parnihotan Panjaitan (46), pengemudi bus Kopaja 612 jurusan Kampung Melayu-Ragunan. Kopaja inilah yang ditumpangi Jokowi-Ahok saat mereka mendaftar sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur di Kantor KPU DKI Jakarta.
Ditemui di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (4/4/2012), pria asal Porsea, Sumatera Utara, ini menuturkan, dia sempat keliru mengidentifikasi calon gubernur yang akan diantar. Sopir Kopaja bernomor polisi B 7216 DL itu sempat mengira anggota DPR RI Effendi Simbolon dan Boy Sadikin yang menjadi calon gubernur yang diusung PDI-P.
"Kalau ngomong penampilan, Jokowi kalah keren dari Pak Effendi (Simbolon). Yah, wajar kalau orang pikirnya Pak Effendi calon gubernurnya," kata Parni beralasan.
Effendi dan Boy Sadikin memang tampil dengan dandanan yang lebih meyakinkan dibandingkan Jokowi yang hanya berkemeja kotak-kotak. Dengan postur tubuh tinggi dan terlihat kurus, Jokowi memang jauh dari kesan pejabat atau orang penting.
Parni mengungkapkan, jika tidak ada sambutan meriah para kader PDI-P dan Gerindra saat hendak diberangkatkan dari kantor DPD PDI-P, Tebet, Jakarta Selatan, pada Senin (19/3/2012), dia dan kondekturnya tidak akan mengenal Jokowi dan pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Enggak nyangka, Mas. Aku tahunya karena dia disambut meriah sama orang-orang di situ (kantor DPD PDI-P)," kata pria yang telah menjadi sopir angkutan umum sejak 1990 itu.
Di tengah perjalanan, Effendi mengambil posisi duduk di samping Parni. Jokowi menempati bangku di belakang Effendi. Sementara itu, Ahok yang sebelumnya berada di deretan belakang kemudian dipanggil Effendi untuk duduk di belakang bangku sopir.
Di dalam bus juga sudah ada Boy Sadikin dan Ribka Tjiptaning, dua anggota Fraksi PDI-P lainnya. Ada sejumput harapan dari Parnihotan—dalam bahasa Batak artinya selalu diingat. Dia berharap, bila terpilih sebagai gubernur, Jokowi akan mengingat dirinya dan memperhatikan nasib para sopir angkutan umum lainnya. Harapan Parni bisa jadi merupakan harapan masyarakat sederhana lainnya di Jakarta.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.