Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Goa Cinta, Cinta, Cinta

Kompas.com - 08/07/2012, 04:29 WIB

Tidak ada yang tampak berlebihan di rumah Irianti. Di ruang tamu hanya ada seperangkat sofa dan bufet kayu jati. Di dinding ada sebuah lukisan bergambar dua perempuan berkebaya dan poster besar The Museum of Modern Art. Poster itu, katanya, dibawa dari Amerika Serikat dengan penuh perjuangan. ”Makanya, kalau ada yang berani-berani ngambil poster ini, pasti gue tonjok.”

Di ruang tengah, ada rak besar berisi aneka buku dan bufet pendek berisi benda-benda yang menyimbolkan sejumlah agama di dunia seperti Tibetian bowl, kitab suci dari beberapa agama, lukisan Buddha, lukisan tokoh tarekat, dan lain-lain. ”Aku tidak pernah membelinya, semuanya datang sendiri sebagai pemberian. Mungkin aku diingatkan untuk menghormati semua agama,” ujar penggubah lagu ”Salamku Untuknya”, ”Ada Kamu”, dan ”Mengapa Kau Tinggalkan Aku” itu.

Banyak sudut yang nyaman di rumah Irianti, tetapi dia lebih senang berkutat di kamar. Kamar menjadi pusat dari hampir seluruh aktivitas Irianti sehari-hari, mulai dari tidur, makan-minum, membaca buku, zikir, meditasi, nonton televisi, berselancar di internet, sampai membuat lagu. ”Aku bisa mendekam di kamar seharian. Makanya, aku menyebut kamarku (dengan istilah) goa,” ujar Irianti.

Irianti membawa hampir semua perlengkapan yang dia perlukan ke dalam ”goa”-nya. Ada tempat tidur, kursi lipat, televisi, tumpukan buku, CD, komputer, lemari pakaian, sampai beberapa peralatan sederhana untuk menjaga kebugaran tubuh.

Ada empat kamar tidur berukuran cukup besar di rumah itu. Irianti menguasai tiga di antaranya. Satu kamar dikuasai anaknya Irza dan Gani. ”Anakku sampai bilang, ’di rumah ini semua kamar (milik) mamah’, ha-ha-ha. Maklum, di semua kamar pasti ada barang-barang aku,” ujar Irianti.

Irianti paling sering mendekam di kamar bertuliskan love. Jika ingin membuat lagu, dia baru pindah ke kamar satunya yang dilengkapi mini piano dan organ. Siang itu dia memainkan sebuah lagu cinta di rumah penuh cinta itu.

”Sebenarnya passion aku itu bukan membuat lagu, tetapi belajar apa saja yang baru buatku. Itu sudah sampai taraf ketagihan. Kalau ingin belajar melukis, aku habis-habisan melukis. Itu sebabnya aku bisa melakukan banyak hal,” kata Irianti yang bisa menyanyi, mencipta lagu, menari, melukis, menulis novel, dan beberapa tahun bisa pula menjadi motivator pengembangan diri.

Karena senang belajar apa pun, rumah menurut Irianti harus menjadi ruang yang memungkinkan penghuninya mengeksplorasi diri. Yang paling gampang, misalnya, rumah harus dilengkapi internet dan buku. ”Itu saja sebenarnya sudah cukup buat aku,” ujar Irianti menutup perbincangan di sore yang mulai temaram itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com