”Malam tanpa kendaraan diberlakukan untuk mencegah stagnasi lalu lintas. Pengalaman tahun lalu, kendaraan membeludak di kawasan Dago sehingga arus lalu lintas berhenti total mulai pukul 23.00 hingga pukul 01.00,” kata Kepala Polrestabes Bandung Komisaris Besar Abdul Rakhman Baso, Sabtu (29/12), di Bandung. Penutupan diberlakukan mulai Simpang Dago-Cikapayang-perempatan Suniaraja-Jalan Ir H Juanda-perempatan Jalan Merdeka. Penutupan dilakukan hingga pukul 03.00.
”Mengapa penutupan arus kendaraan dilaksanakan mulai pukul 21.00, hal ini mempertimbangkan kepentingan masyarakat sebab di kawasan Dago banyak restoran, mal, dan hotel, termasuk Rumah Sakit Santo Borromeus,” ujar Rakhman.
Sebanyak 200 polisi disiapkan untuk mengamankan dan mengawasi kegiatan itu. Menurut Rakhman, pihaknya telah berkoordinasi dengan jajaran Pemerintah Kota Bandung, di antaranya menyangkut tempat parkir kendaraan. Beberapa ruas jalan, seperti Jalan Tamansari, Jalan Siliwangi, Jalan Dipati Ukur, dan Jalan Dayang Sumbi, dipersiapkan untuk menampung kendaraan. Diperkirakan 10.000 orang akan memadati Dago.
”Pesta kembang api diperbolehkan, tapi harus mengacu pada ketentuan sebab ada jenis kembang api yang diperbolehkan dan dilarang,” kata Rakhman.
Kepala Satlantas Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar Yully Kurniawan menegaskan, masyarakat tidak boleh berkonvoi menggunakan mobil bak terbuka atau truk. ”Hal itu dimaksudkan untuk menghindari kecelakaan massal. Selain itu, guna mengantisipasi ancaman terorisme, mobil boks juga diperiksa,” kata Yully.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Nunung Sobari mengatakan, untuk memeriahkan acara itu akan digelar seni pertunjukan Jawa Barat, bajidoran, di Teater Terbuka Balai Pengelolaan Taman Budaya, Jalan Bukit Dago Selatan.
”Acara ini merupakan pesta rakyat. Masyarakat bersama sinden atau ronggeng dan para seniman dapat menari bersama- sama,” kata Nunung Sobari.