Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2013, 09:15 WIB

Pertemuan hari itu ditutup dengan seduhan teh hijau dari Korea. Sekali lagi jarinya menari di atas nampan berukir dan terhidanglah teh di dalam cawan. Baru seteguk teh melewati tenggorokan, Ratna bertanya, ”Aroma apa tehnya? Kalau saya bilang ini aroma kacang-kacangan, kayak kacang bogor.”

”Waktu saya seduhkan teh ini, teman saya yang dari Eropa bilang ada aroma chestnut. Di sini, saya tidak makan chestnut, jadi referensinya, ya, kacang bogor, ha-ha-ha,” ujarnya lagi.

Itulah teh bagi Ratna. Lidah dan pikiran diajak bertualang ke beragam rasa sesuai bumi tempat tumbuh dan memori pencicipnya.

Di luar gedung kantor, rinai hujan membentuk tirai. Ruang kerja Ratna yang dasarnya sudah dilengkapi penyejuk udara itu pun kian dingin. Namun, aliran teh hijau Korea yang menjalari tenggorokan menghangatkan akhir pertemuan itu.

(Indira Permanasari)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com