Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandra Dewi: Korupsi Itu Penyakit, Tepatnya Penyakit Menular...!

Kompas.com - 08/01/2013, 09:23 WIB

Setiap proyek sinetron dan film selalu berkesan untuk saya. Saya suka mereka mengingat saya sebagai seorang yang saya perankan dalam sebuah sinetron atau film. Itu salah satu ukuran kesuksesan saya.

Apa pendapatmu tentang korupsi yang merajalela di negeri ini? Maukah Sandra jadi Duta Antikorupsi Indonesia? (Aa Wahyudi, xxxx@gmail.com)

Korupsi itu penyakit, tepatnya penyakit menular. Untuk menghentikannya, harus ada kesadaran dari individual masing–masing. Saya sangat bersedia sekali menjadi duta hal-hal yang menyangkut kepentingan orang banyak seperti ini.

Bulan lalu, Sandra pergi ke Korea, apakah dalam rangka liburan atau terkait ”demam” Korea? Boleh bagi kiat enggak dalam menjaga kecantikan/kelembaban wajah soalnya wajahmu terlihat natural gitu, terkesan tanpa memakai make up. (Fitri Sabarudin, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan)

Saya selalu business trip kalau ke Korea. Selalu ada pekerjaan shooting. Tetapi saya selalu happy. Saya merasa Korea adalah negara yang paling sering saya kunjungi. Selain sebagai duta Korean Tourism Organization, saya juga sering shooting iklan di sana. Terakhir saya shooting iklan produk kecantikan di sana.

Saya pakai pelembab yang sekaligus menjadi alas bedak saya, jadi natural. Ini juga yang saya dapati dari mempelajari kecantikan wanita Korea, yang selalu terlihat cantik dan natural.

Aktivitasmu begitu padat baik sebagai presenter dan bintang film. Namun, performance dan keanggunan Anda tetap terjaga dengan baik. Apa kiatnya?

Terus, akhir-akhir ini sinetron dan film Indonesia menuai banyak kritik. Tayangannya berbau kekerasan, dengan etika yang kurang sesuai budaya negara kita, bagaimana Mbak Sandra Dewi menanggapi hal ini? (Ngadi MM, Banjarnegara, Jawa Tengah)

Kuncinya harus bahagia. Bahagia saya dapatkan dari rasa bersyukur saya. Saya juga dimanajeri oleh adik sendiri yang begitu dekat dengan saya. Jadi, segala keputusan pekerjaan selalu di-sharing dengan saya. Dia mengerti saya luar dalam jadi tidak ada pekerjaan yang terpaksa saya terima.

Kita harus bijak juga dalam menilai sesuatu. Terkadang tidak boleh kita langsung menghakimi sebuah karya itu jelek karena mereka terlihat ekstrem dalam mengungkapkan isi kepala mereka. Namun, kalau karya itu merugikan negara, sangat disayangkan. Selain kita sebagai warga negara, siapa lagi yang akan membanggakan negara kita?

Apa yang menjadi motivasi mbak semenjak mulai berkarier hingga sukses seperti sekarang? (Rd Frans Hidayat, Serang, Banten)

Simple. Saya cuma mau hidup bahagia bersama keluarga saya. Mereka motivasi saya. Saya selalu bersama mereka. Untuk itu, saya selalu memprioritaskan liburan bersama keluarga saya. Karena dengan kesibukan kami sekeluarga—yang masing-masing mempunyai pekerjaan—sangat jarang untuk selalu bersama dalam waktu yang lama.

Bagaimana Sandra Dewi menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dengan jam kerja yang begitu padat? (Rini Nurul Hidayah, Jatinegara, Jakarta Timur)

Intinya, harus bahagia dengan pekerjaan. Jangan pernah merasa terbebani.
Kalau sudah bahagia, keseimbangan untuk kehidupan pribadi akan datang dengan mudah.

Selain kemolekan fisik dan kemampuan akting yang mumpuni, apakah kelebihan lain Anda?
Bagaimana cara mengatasi kebosanan dan kejenuhan di lokasi shooting sehingga tetap tampil prima? (Ferry Dahsyat, xxxx@gmail.com)

Ha-ha, apa ya kelebihan saya? Mmm... saya jago nyetir! Saya otodidak lo. Sebelum menggunakan sopir pribadi, saya ke lokasi shooting dengan menyetir sendiri. Saya juga jago bahasa Korea karena saya les dan aksen Korea saya mirip sama orang Korea, he-he.

Untuk mengatasi kebosanan? Saya suka gadget dan saya enggak pernah lepas dari laptop, Ipad, dan mobile phone saya. Shopping pun saya lakukan secara online.

Klik foto-foto Sandra Dewi di SINI

Bagaimana pandangan para wanita di luar sana yang memilih jalan pintas untuk menjadi model (artis) dan supaya bisa bertahan di dunia keartisan? Apa resep Dewi nih? (Tiur Juniwati Sembiring Meliala, Jakarta Timur)

Itu artinya mereka tidak percaya diri dengan kemampuan mereka. Tidak mudah untuk sukses. Justru perjalanan menuju sukses yang tidak instan itu membuat kita kuat untuk bertahan dalam situasi apa pun, termasuk menjadi seorang artis.

Jadilah diri sendiri dan percayalah pada diri sendiri dengan kemampuan yang Tuhan berikan kepada kita. Kita pun harus selalu berpikiran positif dan bersikap baik dengan banyak orang.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau