Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyanyian Anak-Anak Gemilang

Kompas.com - 24/03/2013, 05:09 WIB

Erwin Gutawa dan Gita Gutawa mengumpulkan anak-anak berbakat dan membuatkan mereka album bertajuk ”Di Atas Rata-rata”. Dan, ternyata banyak anak-anak gemilang di negeri ini yang belum ditangani. Kemampuan mereka memang di atas rata-rata.

Mereka kira ku hanya insan kecil/ tak tau, tak mengerti apa-apa/ Tapi mungkin ku ini lebih pintar dari yang kau bayangkan// ...Walau ku insan kecil bukan berarti ku tak bisa/ Bisa lakukan apa yang orang besar tak bisa....

Penggalan lirik lagu ”Jangan Remehkan” yang ditulis Gita Gutawa itu menjadi semacam pengantar tentang apa dan siapa di balik album Di Atas Rata-rata (DARR). Mereka adalah 13 anak-anak usia 9-14 tahun yang mempunyai kemampuan bernyanyi di atas rata-rata anak-anak seusia mereka. Bahkan, seperti disebut dalam lagu, mereka bisa bernyanyi lebih baik daripada sementara penyanyi dewasa, yang kebetulan saja lebih dulu dikenal.

Proyek idealis ini tergagas di meja Erwin dan Gita pada akhir tahun 2011. Saat itu melintas pertanyaan tentang anak-anak berbakat yang kemampuannya belum mendapat akses kepada khalayak luas. Erwin dan Gita lalu melakukan audisi tertutup. Mereka mencari bakat lewat rekomendasi yang diberikan guru-guru dan musisi di sekolah musik di Jakarta dan Bandung. Terkumpul sekitar 150 anak, dan hasilnya?

”Talenta mereka luar biasa. Sangat disayangkan kalau tidak ada wadahnya,” kata Gita, yang bersama Erwin dan seluruh ”geng” anak-anak DARR berkunjung ke harian Kompas, Kamis (21/3) siang.

”Mereka itu 90 persen sudah jadi. Anak-anak ini ada yang baru umur 10 tahun sudah bisa nyanyi jazz sambil piano,” kata Erwin tentang anak-anak DARR

Album DARR

Audisi sejak awal diarahkan untuk proyek album. Untuk itu, bakat-bakat itu dipilih berdasar genre yang variatif. Rafi (12) yang penyuka jazz, dari Michael Buble sampai Chic Corea, di album diberi jatah lagu jazz swing dengan iringan big band dengan seksi tiup logam oleh Karel Vlach Orchestra dari Ceko. Adapun seksi ritme dikawal musisi jazz, seperti Barry Likumahua dengan bas betot, Rayendra Sunito (drum), dan Glen Dauna (piano).

Di antara bakat itu, Erwin dan Gita menemukan tiga anak yang arahnya ke vokal klasik. Mereka adalah Christo, Moses, dan Sabian, yang kemudian digabung dalam Boy Sopranos (yang mengingatkan pada sensasi Three Tenors-nya Pavarotti- Domingo-Carreras). Sementara Dian (9) yang penyuka mezzo-soprano Katherine Jenkins dan fasih melantunkan aria ”Nessun Dorma”-nya Puccini diarahkan melantunkan lagu ”Kupu-kupu”-nya Melly dengan iringan Czech Symphony Orchestra.

Bakat lain dengan style yang sama ditemukan pada Naomi, Rara, dan Dea yang digabung dalam trio Aorea. Gaya mereka mengingatkan pada jenis trio Destiny Child-nya Beyonce dulu. Dalam album, mereka membawakan ”Kenangan Terindah”-nya Samson.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com