Adalah Cut Putri, seorang warga biasa (bukan jurnalis) dengan handycam
Dengan cekatan Cut Putri mengarahkan lensa kamera untuk merekam dahsyatnya gelombang tersebut. Rekaman Cut Putri kemudian menjadi fenomenal, bahkan Metro TV menayangkannya berulang-ulang.
Aksi berani Cut Putri berikut karyanya dipercaya sebagai tonggak awal citizen journalism atau jurnalisme warga di Indonesia. Sejak itulah marak orang melakukan reportase atas aneka kejadian di sekitarnya dan dituliskan di dinding Facebook, blog pribadi, mailing list, atau blog umum seperti Kompasiana yang Pepih Nugraha sebut sebagai ”blog keroyokan”.
Dari esensinya, jurnalisme warga adalah rangkaian kegiatan mengumpulkan informasi, mengolah, lalu menayangkannya melalui media sosial berbasis internet. Kegiatan ini dilakukan oleh warga masyarakat biasa, bukan wartawan profesional. Sebagai orang awam, pewarta dalam jurnalisme warga membuat reportase hanya berdasarkan ”keberanian” dan keterampilan yang ”apa adanya” serta kesadaran untuk berbagi informasi. Jadi, seorang pewarta dalam jurnalisme warga tidak dituntut memiliki keahlian seperti wartawan profesional.