Nyaris semua aktivitasnya dilakukan di atas tempat tidur. Ia jarang bicara, bahkan tak bisa banyak bergerak lantaran ada saraf yang dikhawatirkan rusak dan mengakibatkan kondisinya memburuk. Ia juga tak bisa jauh dari Maia.
Setiap kali AQJ membutuhkan sesuatu, Maia-lah yang sigap melayani anak ketiganya itu. Layaknya anak pada umumnya, AQJ pun sering menangis lantaran rasa sakit, takut, dan trauma setelah kecelakaan maut yang menimpanya di Km 8+200 Tol Jagorawi, Jakarta Timur, Minggu (8/9/2013) dini hari.
Diungkapkan oleh Hustini, tangan cucunya itu selalu menggenggam tangan Maia, seakan tak ingin melepas. Cucunya juga acap kali memanggil bundanya untuk terus berada di sampingnya.
"Ia sadar terus. Kakinya memang patah, tapi masih bisa gerak-gerak. Sarafnya juga normal. Setiap saat ia selalu megangin tangan bundanya," ungkap Hustini, yang menjenguk cucunya di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2013).
Diungkapkan pula oleh Hustini, bukan Maia dan Dhani saja, melainkan juga semua anggota keluarga sangat shock dengan kejadian tersebut. Ia pun berharap, peristiwa itu bisa dijadikan pelajaran berharga.
"Kami sekeluarga sangat shock. Insya Allah ia bisa kembali beraktivitas seperti sediakala. Mudah-mudahan ini bisa menjadi hikmah," katanya. (Icha)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.