Zaenudin digambarkan sebagai pemuda berdarah Makassar-Minang yang lahir dan besar di Makassar, lalu mengembara ke Padang.
Untuk bisa memerankan tokoh itu, Herjunot yang lahir di Jakarta berulang-ulang membaca novel karya Hamka yang menjadi dasar pembuatan film itu. Ia juga minta belajar tentang seluk-beluk orang Makassar kepada budayawan asal kota tersebut.
"Aku berinisiatif minta pelatih yang mengajarkan dialek Makassar, bagaimana bahasa tubuh dan budayanya," ujarnya.
Latihan selama tiga bulan itu tidak sia-sia. Dia merasa mantap mengucapkan beberapa kata dalam bahasa Makassar.
"Harus begitu karena orang akan mempertanyakan. Ini juga bisa membuat konsentrasi penonton terganggu karena cerita dan detail karakter utamanya kok beda," katanya.
Beruntung Herjunot punya banyak teman yang berasal dari Makassar. Hal itu memudahkan pemahamannya pada sosok orang Makassar.
"Saya kira enggak banyak orang dari luar Makassar yang bisa ngomong seperti orang asli (Makassar). Semoga aku sedikit banyak berhasil merefleksikan diri sebagai orang Makassar," katanya berharap. (TRI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.