"Kalau indie, saya melihatnya enggak anjlok ya, karena sebelum toko-toko kaset tutup, mereka sudah merawat komunitas mereka. Beda sama band-band major (yang dinaungi perusahaan-perusahaan rekaman major). Kan kebetulan ada teman yang bekerja di sana, katanya ya berasa sih ada penurunan dari segi penjualan," kata sang vokalis yang juga mencipta lagu, ketika diwawancara per telepon oleh Kompas.com, di Jakarta, Jumat (6/12/2013).
Dengan memanfaatkan komunitas dan internet seperti yang selama ini mereka lakukan, artis-artis musik indie, menurut Syaharani, tetap bisa bertahan.
"Anak-anak indie sudah punya gerai-gerai sendiri. Nah, sebenarnya (menjual produk orisinal secara) online ini yang paling ringan, paling simple. Orang yang mau beli lagu atau album, bisa dengar dulu seperempat. Istilahnya, ada contoh. Yang di luar pulau juga, mereka enggak perlu ke sini (dari mana produk mereka berasal), kalau cuma mau beli CD," paparnya.
Syaharani bersama bandnya, Syaharani and Queenfireworks atau ESQI:EF, melakukan hal yang sama.
"Yang sudah kami lakukan sama. Kami lewat distributor yang menyalurkan ke beberapa toko, yang kami bisa titip edar, dan bisa berguna untuk pendengar musik di mana pun," ucap Syaharani.
"Kami juga meningkatkan hal yang berkait dengan internet, karena lewat internet bisa update 24 jam. Dan, ini kan ESQI:EF akan mengeluarkan album ketiga, jadi kami bisa update (kepada publik) sampai di mana prosesnya. Kami memang berusaha lebih giat di area itu," lanjutnya.
Menurut Syaharani pula, hubungan antar artis musik indie juga perlu dipererat demi saling bertukar informasi mengenai karya musik yang sedang mereka promosikan.
"Teman-teman komunitas itu ada beberapa yang baik hati, me-RT (me-retweet). Jadi, bisa saling membantu. Indie memang harus memahami bahwa kami industri, kami harus menggalakkan pengetahuan internet," tekan Syaharani. "Sisanya konser," tambahnya.
Syaharani juga menyayangkan banyak toko CD hingga DVD orisinal gulung tikar, seperti Aquarius di Jalan Mahakam, Jakarta Selatan.
"Zaman dulu orang beli di toko kaset itu ada kenangan, ada cerita, 'Eh dulu aku beli kaset ini di situ lho'. Kalau sekarang eranya berubah," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.