Dalam kondisi pasar lagu rekaman seperti itu, band yang berorientasi ke rock seperti Slank bisa dikatakan belum laku di pasar rekaman. Slank baru merekam album tahun 1990 ketika situasi sudah berubah. Ketika itu, lagu seperti "Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy)" dan "Maafkanlah" sudah bisa diterima massa. Sampai dengan tahun 2013, Slank tak kurang membuat sekitar 20-an album studio. Dalam konser, ia membawa 38 lagu, termasuk yang dikemas dalam medley.
Mantan personel Slank, Pay, Indra Q, dan Reynold, pun bangga dilibatkan dalam konser akbar Slank ini. Formasi Slank ke-14 yang ada saat ini sejak sekitar 16 tahun lalu dinilai formasi yang paling produktif. "Slank punya semangat dan mereka tetap konsisten dengan musik berkualitas. Ini membanggakan," kata Reynold yang pernah bergabung dalam album Lagi Sedih (1996).
Merayakan usia yang ke-30, tampak Slank ingin menunjukkan perjalanan lintas generasi. Ia mengajak Ian Antono, gitaris God Bless yang telah malang melintang di pentas musik rock selama lebih dari 40 tahun. Slank juga mengajak generasi 2010-an, yaitu dengan mengajak band Kotak dan The Painkillers.
"Perjuangan Slank selama 30 tahun membentuk karakter yang kuat. Lagu-lagunya menembus lini batas masa dan segala usia," kata Ian Antono.
Dari zaman Orde Baru, melintas ke masa ketika negeri ini dibuai euforia reformasi, sampai zaman ketika korupsi makin menjadi-jadi saat ini, Slank "enggak ada matinya". (ADi SUCIPTO KISWARA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.