Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/01/2014, 21:28 WIB

Dengan perhitungan rating yang menit per menit, panjangnya program memengaruhi rating dari satu program. Misalnya, program yang tadinya berdurasi 30 menit memiliki rating 10. Ketika diperpanjang menjadi 60 menit, ratingnya turun menjadi 8 persen karena angka pembagi yang semakin besar.     

Lantas, apakah share? Apa bedanya dengan rating? Share adalah persentase jumlah pemirsa atau target pemirsa pada ukuran satuan waktu tertentu pada suatu saluran TV tertentu terhadap total pemirsa di semua saluran.

Share
= program rating : total rating x 100 persen.
               
Ada pula istilah Channel Share, yakni persentase pemirsa TV di satu periode tertentu pada saluran TV.

Channel Share = Channel Share : total pemirsa x 100 persen.
                              
Pada Channel Share, yang dibandingkan bukan lagi acaranya, melainkan stasiun TV-nya. Singkat kata, beda rating dan share adalah angka rating menghitung jumlah penonton TV pada sebuah acara, sedangkan share menghitung persentase penonton TV di antara stasiun TV lain. Misal, jika ada tiga stasiun TV dengan populasi 10.000 orang dan TV1 memiliki angka penonton 2.000 orang, TV2 dengan 1.000 orang, dan TV3 dengan 1.000 orang, maka rating TV1 20 persen dan share-nya 50 persen, TV2 punya rating 10 persen dan share 25 persen, sementara TV3 punya rating 10 persen dan share 25 persen.  

Perginya "Hitam Putih"

Hitam Putih hanyalah salah satu program televisi yang telah menjadi "almarhum", mengikuti jejak program-program lainnya yang serupa ataupun berbeda. Untuk urusan hidup mati sebuah program, memang banyak hal yang menyertainya, termasuk jika acara tersebut dipandang tidak patut. Lambat laun, acara itu pun akan mati dengan sendirinya alias ditinggal penontonnya. Namun, algojo paling mematikan yang digunakan oleh televisi selama ini memang lembaga survei yang mengeluarkan angka-angka sharing dan rating.

Khusus mengenai Hitam Putih, selain, barangkali, karena urusan rating dan sharing, konon Deddy Corbuzier sebagai pembawa acara memang memiliki rencana melanjutkan pendidikan S-3. Meminjam bahasa para penggemar Hitam Putih, bukan kematian acara Hitam Putih yang menjadi soal. Yang menjadi perkara adalah seperginya Hitam Putih, adakah acara televisi yang bukan hanya menyajikan "kulit", melainkan juga "isi" yang terdiri dari: pesan yang baik, aktual, inspiratif, dan juga bermanfaat?

Jika tak muncul acara yang bernas, maka boleh jadi acara-acara yang akan digelar di televisi dan mendapatkan perhatian besar dari penonton melalui sharing dan rating yang tinggi adalah acara yang mewakili potret dari bangsa ini, yang sudah sumpek oleh keadaan negaranya. Jadi, mereka pun memilih untuk bergoyang dan ber-haha hihi...

@JodhiY

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com