Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yadi "Sembako" Simpan Pengalaman Mengharukan tentang Jojon

Kompas.com - 07/03/2014, 16:06 WIB
Irfan Maullana

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com -- Pelawak Yadi "Sembako" mengaku kehilangan figur pelawak kawakan Jojon, yang semasa hidupnya dikenang selalu bermurah hati untuk membagi ilmu lawak kepada para rekan seprofesinya yang berusia lebih muda. Dikatakan oleh Yadi, tanpa diminta Jojon dengan senang hati akan membagi pengalamannya.

"Kalau ketemu selalu ngebagi ilmu ke juniornya. Dia memang seorang komedian, enggak ada senior-junior, kita enggak minta pun Ayah pasti bagi ilmu," tutur Yadi, yang biasa menyebut Ayah kepada pelawak bernama lahir Djuhri Masdjan tersebut, dalam wawancara di kediaman Jojon, Jalan Puri Pangeran No 3, Imperial Golf Estate, Sentul City, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2014) siang.

Selain membagi ilmu lawak, Jojon kerap memberi wejangan kepada para pelawak muda untuk memahami etika agar tak kebalasan dalam melawak.

"Beliau kasih motivasi buat kami yang muda-muda. Mengkritisi sih enggak, cuma beliau wanti-wanti kami yang muda jangan kayak kebanyakan (pelawak muda). Kami pelawak yang asli enggak seperti komedian yang dari (bidang) nyanyi, akting, atau pembawa acara. Mereka tidak begitu paham koridor untuk etika melawak, mereka mungkin enggak ngerasain ngelawak dari nol, mereka ngelawak secara kebetulan. 'Kita yang pelawak murni, sudah, benar-benar ngelawak saja'," tutur Yadi menirukan pesan dari suami Henny Mariyana dan ayah tujuh anak itu.

"Seperti orang bilang, lawakan sekarang tidak ada remnya, cuma ya itu tadi, komedi kan bisa dilakukan semua orang, tapi tidak semua bisa disebut pelawak. Kami pernah ngobrol di rumah ini, banyak wejangan beliau. Yang pasti, beliau berpesan, pelawak harus pakai hati, jangan pakai emosi," sambungnya. "Berantem di luar, berantem di rumah, atau berantem sesama teman itu biasa. Tapi, beliau pesan, kalau di panggung tetap jadi pelawak yang melawak pakai hati," tekannya.

Selain mendapat pesan dari Jojon untuk melawak dengan hati, Yadi juga memiliki kenangan mengharukan mengenai Jojon.

"Kenangan yang saya enggak lupain sama dia itu pas melawak di panggung gede, tiba-tiba hujan, dan ada satu tenda yang enggak dipakai pejabat. Itu kami gotong tenda sehingga kami enggak kehujanan lagi. Itu inisiatif beliau, saya sendiri yang muda enggak ada inisiatif seperti dia. Seorang Pak Haji Jojon gotong tenda supaya kami bisa lanjut ngelawak, supaya terhindar dari sakit, itu luar biasa," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau