"Luar biasa sekali dan tidak terduga. Ada 430 pendaftar, lalu disaring menjadi puluhan, dan diperas lagi jadi sembilan finalis. Waduh, itu susah banget nentuin-nya karena bagus-bagus," ujar Lukman di sela-sela festival di Epicentrum XXI, Rabu (12/3/2014).
Lukman takjub dengan beberapa film yang dibuat para peserta dari luar kota, seperti Makassar dan Palu.
"Yang dari Palu itu, yang judulnya Halaman Belakang, pakai konsep hitam putih. Keren, kalau mengingat di Palu itu gak ada bioskop,” tutur pemeran Bung Hatta di film Soekarno ini.
Lukman mencermati regenerasi yang berjalan bagus di kalangan anak-anak muda pencinta film. Hal ini melecut sesuatu yang baru di bidang industri kreatif.
"Kita jadi percaya, dari komunitas itu muncul sesuatu. Seharusnya pemerintah harus buru-buru sadar melihat ini. Gokil lho karya-karya mereka dan udah masuk festival internasional. Mustinya film pendek juga diwadahi di FFI (Festival Film Indonesia)," papar tokoh Ikal di film Laskar Pelangi ini.
Lukman saat ini sedang menyusun program untuk membangun perfilman Tanah Air melalui asosiasi. Ia memang Ketua Rumah Aktor Indonesia, satu asosiasi yang tergabung dalam sembilan asosiasi profesi pekerja film yang pada September tahun lalu mendeklarasikan lembaganya dan bertekad membangun perfilman Indonesia.
"Kita bisa ngerubah orang, tapi susah ngerubah sistem. Ya ibarat batu dikasih air, kan, rontok juga, tapi ya kita harus punya endurance untuk bisa ngerubah sesuatu. Ya, kami sekarang baru konsolidasi ke dalam dulu deh, pembinaan aktor," ujar pemain film Di Timur Matahari dan Rumah di Seribu Ombak ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.