Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didi Petet: Farida Oetoyo, Seniwati Kaliber Dunia

Kompas.com - 18/05/2014, 18:30 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Sebagai rekan satu almamater di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), artis peran kenamaan Didi Petet menilai seniwati balet nasional Farida Oetoyo (74), yang meninggal dunia pada Minggu (18/5/2014) dini hari, merupakan seniwati kaliber dunia.

"Kebetulan kami satu almamater di IKJ, sama-sama pengajar Fakultas Seni Pertunjukan. Beliau salah satu pendiri dan mengembangkan tari balet di Indonesia. Ini seniwati besar. Kita kehilangan lagi senimawati, kaliber dunia, karya-karyanya sudah banyak sekali," tutur Didi usai pemakaman Farida di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (18/5/2014).

"Saya panggilnya Zus kalau ketemu di kampus. Saya banyak bekerja sama dengan beliau. Saat masih muda, beliau menarik dan luar biasa sekali," lanjutnya.

Didi salut dengan semangat mengajar yang dimiliki oleh Farida kendati tengah menderita penyakit gula, jantung, dan ginjal.

"Saya mendengar dia sakit beberapa minggu terakhir, tapi saya enggak tahu separah ini, saya kaget. Sampai akhir hayat, beliau masih mengajar, sebelum masuk rumah sakit itu. Luar biasa sekali di usaia 74 tahun masih ngajar balet dan tari modern," ujar Didi.

Merujuk ke wikipedia.com, Farida, yang lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 Juli 1939, memiliki darah seni musik dan film dari leluhurnya. Ayahnya, R Oetoyo Ramelan, merupakan pegawai tinggi Departemen Luar Negeri. Kariernya meningkat menjadi Duta Besar RI untuk beberapa negara Asia dan Eropa. Ibunya, Maria Johanna Margaretha Te Nuyl, seorang perempuan berdarah Belanda.

Farida mempunyai dua adik laki-laki, Fajar Alam dan Satria Sejati. Ketika masa kanak-kanak, Farida kecil menyukai balet. Mula-mula ia belajar pada Ballet Fine Arts of Movement, pimpinan Willy Blok Hansen, di Singapura. Kemudian, ia pindah ke Royal Academy of Dance di Canberra, Australia.

Setelah itu, selama empat tahun, ia belajar di Akademi Balet Bolshoi, Rusia. Hampir setiap hari,  pukul 09.00-21.00, ia digembleng dengan penuh disiplin oleh gurunya, Alla Mihailovna, yang menurunkan ilmu balet klasik dengan penuh disiplin. Selain itu ia mendapat beberapa mata kuliah lainnya seperti sejarah kesenian, karakteristik, manjemen kesenian, dan drama pentas. Ia  dinyatakan lulus cum laude setelah menempuh ujian di depan 50 pakar balet dunia yang mengujinya. Ia pun menyandang gelar Artist of Ballerina.

Selain menguasai balet klasik dari Rusia, Farida juga mendalami balet modern di AS. Ia berguru pada tokoh balet modern Martha Graham dan Alvin Nicolais, penganut balet modern di AS.

Farida--selaku penari, koreografer, dan pengajar balet--telah meraup segudang pengalaman pentas di dalam dan luar negeri. Upaya pembinaan terus dilakukannya dengan membuka sekolah balet Nritya Sundara bersama Yulianti Parani di Jakarta pada 1957. Usaha itu memicu perkembangan balet di Tanah Air.

Sebagai koreografer balet, masterpiece Farida adalah pementasan-pementasan Rama & Shinta dan Gunung Agung Meletus. Gunung Agung Meletus dan Rama & Shinta mendapat sambutan hangat ketika dipentaskan di Teater Terbuka dan Teater Arena Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada era 1970-an. Karya-karyanya yang lain, antara lain, Carmina Burana, Putih-Putih, dan Daun Fulus.

Farida juga mendirikan sekolah balet Sumber Cipta di Ciputat, Tangerang Selatan. Semasa hidupnya, ia pun memimpin grup tarinya, Kreativität Dance–Indonesia. Grup tari teresbut dibentuk bagi para penari lulusan Sumber Cipta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau