Atiqah Hasiholan Dapat Tantangan dari Perempuan Karo

"Yang menantang karena film ini kan punya time lapse yang bercerita dari Likas berusia 16 tahun sampai 50 tahun. Aku belum pernah memerankan karakter seperti ini secara runut. Ceritanya juga terpecah-pecah," kata Atiqah di sela shooting 3 Nafas Likas, di Lanud Polonia, Medan, Sumatera Utara, Sabtu lalu (31/5/2014).

Diceritakan oleh Atiqah, film tersebut berlatar tiga era, dari 1930-an hingga 2000. Dalam perjalanan waktu itu dipotret juga kejadian-kejadian penting di Indonesia, dari Perang Kemerdekaan, revolusi 1960-an, hingga masa kejayaan perekonomian Indonesia.

Cerita dalam film itu berlatar sejumlah lokasi, yakni tujuh kota Sumatera Utara, Jakarta,dan Ottawa (Kanada). Dalam film yang juga diperankan oleh Vino G Bastian, Tuti Kirana, Marissa Anita, dan Mario Irwinsyah tersebut, Likas, yang berdarah Karo, dikisahkan menjalani kehidupan luar biasa. Likas berhasil meraih berbagai pencapaian dan keberhasilan, karena ia memegang teguh tiga janji yang pernah diucapkannya kepada tiga orang terpenting dalam hidupnya. Janji-janji itulah yang selalu ada dalam setiap tarikan napasnya, yang memberi semangat dalam setiap tindakannya.

Selain tantangan memerankan Likas dalam tiga era, Atiqah--yang berdarah Arab dari garis ayahnya dan berdarah Batak Toba dari garis ibunya--juga harus fasih berdialek Karo. "Secara karakter manusia kurang lebih sama, tapi dari cara bicara beda. Tipis saja sudah beda," ujar Atiqah.

Bagi istri artis peran Rio Dewanto ini, dengan ambil bagian dalam film tersebut ia bisa mengenal  kearifan budaya Karo.

"Menyenangkan, aku dapat kesempatan untuk mempelajari adat Karo dan pengalaman panjang lainnya selama shooting. Kan pindah-pindah lokasi juga, aku jadi dapat kesempatan pergi-pergi di Sumatera Utara, kayak ke Bakkara (di Kabupaten Humbang Hasundutan), Dolok Sanggul (di Kabupaten Humbang Hasundutan), Brastagi, Kabanjahe, Tebing Tinggi," kisah Atiqah.