Pada awal kariernya sebagai pengacara sekarang, Nadia berkesempatan ikut menangani kasus yang menarik perhatian banyak orang di Tanah Air dan dunia internasional. Kasus tersebut tak lain adalah kasus kekerasan seksual di Jakarta International School (JIS). Salah satu korban kasus itu, yang melapor, menjadikan Nadia kuasa hukumnya sebagai bagian dari tim OC Kaligis.
"Kayak saya ini ditakdirkan untuk ini. Kasus pertama, saya menangani kasus anak kecil. Di kasus pertama, saya membela anak yang digituin, nemenin mereka bikin BAP (berita acara pemeriksaan), dengerin kasusnya. Belanya pakai hati. Kalau dengar omongan enggak enak orang lain, saya jadi sebal sendiri. Karena saya beneran invest perasaan, tenaga, waktu. Sekarang saya mengerti kenapa pengacara-pengacara itu sama kasusnya bisa ngotot," tutur Nadia, yang mendalami Entertainment Law di University of Westminster, London, Inggris, sejak 2011.
Dengan profesi yang berbeda itu, Nadia merasa seperti berada di jalur yang benar. Bahkan, belajar dari kasus JIS, yang kini tengah ditanganinya, Nadia memiliki mimpi.
"Saya penginnya insya Allah umur 40 tahun punya lembaga bantuan hukum yang membantu kasus perempuan, anak, kekerasan. Lucu juga kasus pertama dapat kasus kayak gini, bukan korupsi atau apa pun," kata pemain film Jomblo ini, yang kini juga sedang terlibat menangani beberapa kasus hukum lainnya.
"Ada kasus lain juga, ada kebakaran hutan, penipuan, jadi tiap hari ada kasus datang ke kantor, ada yang jadi ada yang enggak. Tiap hari meeting dengan orang. Apalagi kalau yang datang ke OC itu kan biasanya bukan masalah kecil. Orang mau bayar uang besar untuk lawyer itu kan berarti banget," kata Nadia lagi. (Yetta)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.