"Menjadi pecinta Munir, HAM, kan tidak harus jadi aktivis. Bisa apa aja, karena panggilan nurani, panggilan kita sebagai orang Indonesia yang cinta republik ini, jadi bangsa yang waras. Ini bukan soal tugas aktivis lho, tugas ibu rumah tangga juga. Penting," tutur Glenn, Sabtu (11/4/2015), di kantor KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan), Jakarta, sesudah jumpa pers pengabadian nama mendiang Munir menjadi nama sebuah jalan di Den Haag, Belanda.
Glenn mengaku, sudah sejak masa kuliah ia mengetahui sosok Munir dan mengikuti kabar tentang aksinya memerjuangkan HAM. Namun, Glenn menyayangkan kelemahan penegakan HAM di Indonesia dibandingkan dengan di negara-negara tetangga.
Meski tak bisa berbuat banyak, Glenn mengaku sempat berkontribusi dan menunjukkan dukungannya terhadap HAM melalui karya musik. Salah satunya, dalam album Luka, Cinta, dan Merdeka, yang dirilis pada 2012. Dalam album tersebut ada lagu berjudul "Menanti Arah", yang ia dedikasikan untuk HAM di Indonesia.
"Saya udah kasih juga lagu itu buat teman-teman KontraS. Karena HAM ini tidak hanya advokasi. Tapi, HAM ini menjadi gaya hidup, di mana bisa terimplementasi dalam lagu, dalam pergaulan. Apalagi, di era digital ini, semakin terbuka buat kita belajar tentang HAM, apalagi Munir," ucapnya.
"Saya setuju istilah 'Munir Ada dan Berlipat Ganda', spiritnya. Tugas saya, beri dukungan moril betapa pentingnya HAM ini di pertumbuhan demokrasi," tekan Glenn.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.