"Film horor ini bukan film setan atau hantu. Tapi Wewe ini folklor (takhayul atau dongeng)," tekan Rizal dalam wawancara usai pemutaran film Wewe, di XXI Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (13/4/2015).
Rizal mengembangkan film Wewe berdasar pada mitos wewe gombel yang diceritakan secara turun temurun oleh masyarakat Semarang, Jawa Tengah. Menurut dia, mitos wewe gombel sama saja dengan drakula atau mumi yang merupakan cerita takhayul dari budaya Amerika dan Eropa.
"Kita punya wewe gombel, genderuwo. Bukan setan, mereka itu monster kita nih. Di luar sana kan ada vampir, mumi. Jadi saya tidak setuju horor itu identik dengan setan saja. Film Wewe ini kan nontonnya (membuat) kita berkhayal dan berfantasi," ucapnya.
Pria yang juga berprofesi sebagai sutradara klip video ini mengatakan, dua film yang pernah digarapnya, Jelangkung (2001) dan Kuntilanak (2006), juga termasuk ke dalam jenis horor folklor. Bukan sekadar hantu yang biasa digambarkan film-film horor kebanyakan.
"Dulu ada trilogi Kuntilanak, Jelangkung, (termasuk) folklor juga. Kemungkinan ada horor folklor lagi. Tapi sebenarnya bukan cari folklor-nya apa. Tapi yang saya kejar itu cerita," kata Rizal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.