"Kami kan bukan atlet ya. Perlu diingat yang kami ikuti event dunia dengan peserta 30 ribu orang. Kami lebih ke fun run. Tapi ikut bertanggung jawab sama diri sendiri," kata Dimas dalam wawancara di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (14/4/2015).
"Prestasinya itu lebih ke melawan diri sendiri. Paling saling memotivasi dengan bersaing lari bareng temen-temen," imbuhnya.
Dimas dan istrinya, pemain sinetron Dhini Aminarti, menyukai olahraga sejak masih duduk di bangku sekolah. Setelah lari menjadi salah satu tren olah raga, Dimas dan Dhini menjadi gemar mengikuti berbagai ajang lari.
Dimas kemudian memutuskan untuk fokus pada ajang lari kelas full marathon 42 kilometer yang biasa diselenggarakan di luar negeri. "Kebetulan lari ini yang terekspos sedang menjadi tren anak muda, jadi kami terdengar juga suka lari. Aku full marathon Desember di Singapura, terus di Jepang. Maraton sekarang jadi goal-nya aku ya. Kami pengin kalau bisa ikut maraton tertua di dunia. Mei kami mau coba di Bintan, berenang sepeda lari. Nanti ke Berlin," tutur Dimas.
Tak jarang Dimas justru cidera karena hobi larinya. Pria kelahiran 23 Juli 1979 ini sempat mengalami cidera ketika mengikuti maraton di Tokyo, Jepang, pada Februari lalu. "Karena kedeketan (rentang waktunya). Waktu itu aku baru full marathon di Singapura Desember, terus lari lagi Februari. Itu sebetulnya kurang bagus. Harusnya setahun sebaiknya tiga kali lari maraton," kata Dimas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.