"Sesuai dengan misinya, IKJ harus bisa membuat bangsa ini produktif. Selama ini negara kita terlalu konsumtif," kata Slamet dalam press junket 45 Tahun IKJ, di Ruang Rektorat IKJ, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin (1/6/2015).
Slamet mengatakan, produk-produk seni di Indonesia harus bergerak menjadi sebuah industri agar lebih produktif. "Maka saya katakan jadi industri. Kalau ekonomi kreatif, ekonomi itu hanya pendekatannya. Tapi ini harus menjadi industri. Entah itu yang industri rumahan, atau industri yang besar," ujarnya.
Selain itu, berkait dengan agenda IKJ Open House pada 5-6 Juni 2015 dan puncak acara hari jadi IKJ ke-45 pada 25-27 Juni 2015, Slamet mengaku punya banyak kenangan dengan lembaga akademis yang membentuk jalan hidupnya sebagai seniman. "Saya pikir dulu teater norak banget, saya merasa teater bukan cabang seni. Tapi di televisi dulu ada aktor yang memainkan karakter Anton Chekhov, orang itu Teguh Karya, dia salah satu dosen di IKJ. Saya di situ yakin teater cabang seni. Tapi nasib saya sial lagi karena Teguh Karya, Sjuman Djaya dipanggil presiden untuk berbuat sesuatu untuk karya seni," tutur Slamet.
"Akhirnya saya belajar dengan membaca semua buku. (Setelah sekian tahun kemudian) Saya dibawa masuk ke dalam kelas, murid saya Bambang Supriyadi. Saya disuruh ngajar tanpa silabus yang saya tahu, tanpa kurikulum yang saya tahu, tapi inilah kelebihan LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta, sebelum menjadi IKJ), di situ enggak ada SKS," lanjutnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.