"Justru ini menarik. Kami tidak mencontek film India. Sinetron ini budaya asli Indonesia," ujar David dalam wawancara di Gedung MD Place, Setiabudi Selatan, Jakarta Selatan, Senin (1/6/2015).
Lanjut David, perbedaan dengan Mahabarata juga tampak jelas tersebut tampak jelas dengan hadirnya Punakawan yang merupakan tokoh-tokoh asli pewayangan di Nusantara. "Di India enggak ada tokoh Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong. Kenapa gue bisa bilang begitu? Pertama karena lekat budaya Jawa. Kedua, wayang Punakawan itu hasil karya dari para wali (Wali Songo). Ini yang membedakan," kata dia.
Hal serupa juga dikatakan sutradara Edi Jonathan. Menurut dia, lakon cerita Arjuna akan mengambil kisah Pandawa Lima yang tidak menampilkan karakter Krishna. "Kita tahu bahwa Mahabarata dari India itu ada Krishna. Ternyata di Indonesia yang bener itu tokoh Semar. Semar akan tetap ada, kami khususkan. Nanti Semar akan menjadi tokoh yang selalu memberikan nasihat," ujar Edi.
Untuk literatur cerita, penulis skenario Sakti Wibowo menggunakan literatur 18 Parwa Kitab Mahabarata. Sakti memakai pakem yang berasal dari Jawa Timur di samping empat pakem yang dikenal di Nusantara, antara lain Solo, Yogyakarta, Banyumas, dan Jawa Barat.
"Masing-masing memberikan karakter sendiri. Kami putuskan dengan pertimbangan, kami mengambil Jawa Timur," ucap Sakti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.