Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bebi Romeo Jujur dengan Perasaan di Pasar Musik

Kompas.com - 11/08/2015, 15:00 WIB

Nama asli Anda Virdy Megananda, mengapa akrab dipanggil Bebi Romeo, bagaimana ceritanya?
(Amien Rosyadi, Pasuruan)

Ketika saya lahir, ayah saya yang seorang kapten kapal tengah berlayar ke Jepang. Saya belum punya nama hingga berhari-hari. Oma saya yang keturunan Belanda memanggil saya Bebi karena saya tak punya nama. Jadilah semua tante dan kerabat saya mengikuti memanggil dengan nama Bebi. Bahkan, ketika akhirnya ayah saya pulang dan memberikan nama Virdy Megananda, nama panggilan saya tetap Bebi. Ketika SMA, nama saya di sekolah Virdi dan mereka yang mengenal saya akrab memanggil saya Bebi. Sementara Romeo nama band saya. Bahkan, Ahmad Dhani menyebut saya di album Ahmad Band, Bebi Ajaib.

Pencapaian tertinggi dalam musik yang ingin Anda raih itu sejauh mana? Apakah go international atau hanya dengan menjadi master komposer metal (mellow total) di kancah musik dalam negeri? Coba buat lagu yang mirip seperti di grup Bima, yang penuh entakan dan suaranya dibuat se-oldies mungkin. Musik Indonesia sudah cukup mellow, jadi perlu warna baru yang membuat semangat.
(Firman Pagarra, Makassar)

Tidak tahu. Dulu saya kira dengan go international, tetapi semakin mendalami industri musik, baik di dalam maupun di luar negeri, sama saja. Kini saya ingin musik bisa lebih powerful. Justru di Indonesia kita bisa bikin banyak hal. It’s all about business. Bagi saya, go international bukan lagi pencapaian tertinggi, tetapi ketika kita bisa berkarya di mana pun dan menjadi diri sendiri.

Banyak orang beranggapan lagu mellow identik dengan cengeng. Padahal, lagu mellow adalah tolok ukur, ketika seseorang sukses membawakan lagu slow, dia hebat. Lagu jenis ini menuntut seseorang mengumpulkan semua emosi yang bisa diungkapkan dengan suara. Slow jelas bukan lagu menye-menye.

Lihat saja bagaimana cara Krisdayanti menyanyikan lagu "Mencintaimu". Menyanyikan lagu ini bukan selalu dengan skill tinggi, tetapi bagaimana dia berakting, mengendapkan di kepala, dan merasakan, kemudian mengeluarkannya lewat suara. Maka lagu "Mencintaimu" pun menjadi milik Krisdayanti.

Begitu pula dengan Rita Effendi. Ketika membawakan ”Selamat Jalan Kekasih”, dia semula kesulitan menyanyikannya. Saya memintanya mendengarkan lagu-lagu Carpenters, baru menyanyikan lagu ini. Ketika dia berakting melalui suara, lagu ini pun milik dia. Tiap kali mendengar lagu "Mencintaimu", orang akan ingat Krisdayanti. Sementara begitu mendengar lagu "Selamat Jalan Kekasih", hanya Rita Effendi yang diingat. Itulah kehebatan lagu slow, bisa meningkatkan kualitas penyanyi.

Bagaimana cara Anda mendeteksi talenta-talenta muda dalam bermusik?
(Dhina Mustikaningrum, Pandaan, Pasuruan)

Kita membiarkan bibit tumbuh di mana-mana, tetapi tetap saja sulit mencari yang bagus dan laku. Pihak label pasti mencari yang penontonnya banyak, tetapi belum tentu yang bagus. Namun, bisnis sebagai bagian dari industri musik perlu dibenahi, seperti masalah distribusi.

Modal utama tentu saja siap mental karena tidak hanya cukup musik. Tidak hanya jujur soal musik, tetapi juga bisnis. Saya gembira, kini banyak musisi baru mau belajar tentang bisnis dan tahu tentang pasar musik Indonesia.

Mengapa Anda memilih Sandhy Sondoro yang berbeda aliran musik untuk menyanyi di album terbaru Anda?
(Mayola Eka Putri, Jambi)

Karena berbeda itulah, saya pilih dia.

Sebagai musisi, penyanyi, pencipta lagu sekaligus produser rekaman, apa langkah konkret Anda dalam menghadapi pembajakan hak cipta? Apalagi Anda juga sudah pernah mengalami lagu ciptaan Anda yang berjudul "Bukan Cinta Biasa" dibajak salah satu provider telepon Malaysia.
(Ronnie, Sukabumi,Jawa Barat)

Banyak cara ditempuh guna menghadapi pembajakan. Tidak hanya dihadapi sendiri. Langkahnya seperti bermain catur, bagaimana menemukan pola, menentukan langkah, dan mengatur strategi. Selama masyarakat dididik dengan kualitas, pasti bisa mengatasi pembajakan. Sayang selama ini masyarakat dididik hanya dengan apa yang masyarakat mau, yakni yang sedang laku dan tren, meski kualitasnya begitu-begitu saja. Selain itu, kualitas orang-orang yang dipekerjakan di rumah produksi, studio, dan label hanya segitu saja. Tidak dipikirkan jangka panjangnya. Selama ini banyak orang puas hanya dengan kualitas lumayan.

Apakah sekolah/pendidikan formal penting bagi musisi/pencipta lagu?
(Sri Sayekti Tjokro, Jakarta)

Penting, tidak penting karena saya tidak tamat SMA. Saya keluar sekolah satu semester sebelum ujian. Saya bosan dan menganggap sekolah membuang waktu serta sama sekali tidak mengajarkan realitas hidup. Jujur, keberhasilan saya karena saya bisa survive di jalan. Realitas hidup di jalanan itu yang mengajarkan, pandai presentasi merupakan kunci untuk berhasil dan meyakinkan orang lain. (TIA)

Bebi Romeo
Nama lengkap: Virdy Megananda
Lahir: Jakarta, 6 September 1974
Istri: Meisya Siregar, memiliki dua anak
Profesi: Musisi, penyanyi, pencipta lagu, dan produser rekaman
Diskografi (sebagai vokalis Bima:
Sebuah Awal (1997)

Diskografi sebagai vokalis Romeo:
Romeo (1998)
Bunga Terakhir (1999)
Wanita (2002)
Lelaki Untukmu (2006)

Diskografi sebagai komposer dan penyanyi solo:
The Singer Songwriter (2005)
Bebi Romeo Various Artist (2011)
Bebi Romeo Mega Hits (2012)
Bebi Romeo Masterpiece (2012)
Bebi Romeo Signature (2015)
Litbang Kompas/DEW, diolah dari berbagai pemberitaan media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com