Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sapardi Djoko Damono Lahirkan Saudara Kandung "Hujan Bulan Juni"

Kompas.com - 06/09/2015, 15:16 WIB
Thalia Shelyndra Wendranirsa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Kira-kira tiga bulan lalu, Juni 2015, sastrawan kenamaan Indonesia Sapardi Djoko Damono (75) meluncurkan novel Hujan Bulan Juni, yang ditulisnya berdasarkan puisi terkenalnya yang berjudul sama. Kini, ia merilis buku kumpulan puisi Melipat Jarak, yang disebutnya merupakan saudara kandung dari novel tersebut.

"Ini buku kumpulan puisi yang saya ambil dari 10 buku puisi saya sebelumnya (1998-2015). Tujuh puluh lima buah puisi karena umur saya 75 tahun. Ini saudara kandung Hujan di Bulan Juni. Ini kelanjutannya," ujar Sapardi dalam acara peluncuran bukunya itu dalam Indonesia International Book Fair 2015 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (5/9/2015).

Sapardi menyebut alasan sederhana ketika ditanya mengapa ia memilih judul puisi Melipat Jarak menjadi judul buku kumpulan puisi yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU) itu.

"Karena judul puisi itu saya suka. Artinya sih enggak ada. Jarak yang jauh dilipat supaya jadi dekat," terang penulis puisi "Aku Ingin" ini.

Pada kesempatan itu, Sapardi juga membacakan sebuah puisi yang sangat ia sukai dari 75 puisi dalam buku tersebut. Puisi itu berjudul Tentang Mahasiswa yang Mati, 1996.

"Saya dibajak disuruh baca puisi. Saya enggak bisa baca puisi, saya hanya penulis saja. Tapi, karena diminta, saya baca. Ini puisi tahun 1996. Ini puisi yang sangat saya sukai. Tentang Mahasiswa yang Mati, 1996. Saya ini seorang guru," tuturnya sebelum mulai membaca bait pertama puisinya itu.

Pembawa acara dan penulis Maman Suherman, yang hadir dan ikut berbincang dalam acara peluncuran buku kumpulan puisi tersebut, menilai bahwa Sapardi tak romantis dalam puisi-puisi yang masuk dalam buku itu.

"Pak Sapardi dikenal dengan kemampuan memetik daun-daun cinta dan menjadikannya kata-kata dalam puisi. Dalam buku ini, beliau tidak romantis sama sekali. Muncul kemarahan-kemarahan, kemarahan-kemarahan terhadap kasus Marsinah, kejadian Trisakti, dan perempuan yang tak sampai cintanya," ujar Maman.

Dalam acara peluncuran buku kumpulan puisi tersebut, Sapardi juga mengaku belum akan berhenti mengeluarkan karya-karyanya.

"Sampai Desember nanti saya masih akan ada empat buku lagi yang akan terbit." katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com