Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tanah Terbuang" Raih ARTE International Prize di Korea Selatan

Kompas.com - 09/10/2015, 09:25 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Proyek terbaru sutradara Ifa Isfansyah (35), film Tanah Terbuang atau Wasted Land, mendapatkan ARTE International Prize dalam Asian Project Market (APM) di Busan International Film Festival, Korea Selatan, pada 6 Oktober 2015. Dengan keberhasilan ini, Wasted Land berhak memperoleh dana senilai 6.000 Euro untuk biaya produksi.

"Saya sendiri menerima. Saya barusan nyampe tadi malam dari Busan," tutur Ifa kepada Kompas.com ketika dihubungi per telepon, Kamis (8/10/2015) siang.

"Terpenting bukan uangnya, tapi nilainya. Bahwa kami bisa mendapatkan kemungkinan pasar yang lebih luas. Dengan ARTE memberi award ini, otomatis film ini sangat mungkin nanti mendapat peluang di Eropa. Ditayangkan dan didistribusikan," tambahnya.

Ifa menjelaskan, APM yang merupakan bagian dari Busan International Film Festival, digelar selama tiga hari sejak 4 Oktober 2015. Ajang ini memberi kesempatan kepada 30 proyek film terpilih dari seluruh Asia untuk mengadakan pertemuan bisnis dengan para investor dan distributor yang mengunjungi APM 2015. Untuk diketahui, ARTE merupakan jaringan televisi Eropa yang memutar program tentang seni dan budaya.

Kemudian, proyek-proyek film tersebut berkompetisi dalam beberapa kategori penghargaan dari sponsor APM. Akhirnya Wasted Land pun terpilih mendapatkan ARTE Award.

"Jadi pada waktu mereka menyeleksi itu kami mengirimkan treatment berupa draft script, rencana produksinya bagaimana, biayanya berapa, treatment seperti apa, siapa yang terlibat. Dan selama di sana tiga hari kami ikut meeting tiap hari. Ada kemungkinan pendanaan. Dan salah satunya ARTE ini," tutur Ifa.

Sebagai proyek kerja sama produksi Indonesia dengan Perancis, ada dua produser untuk film Wasted Land ini. Yakni Ifa sendiri dari Indonesia dengan rumah produksi Four Colours Films dan Isabelle Glachant dari Perancis.

"Proyek ini akan disutradarai Edi Cahyono yang kemarin membuat film Siti. Ini baru proses awal bahkan script belum jadi. Yang nulis ceritanya Eddie. Ekpektasi saya paling cepat produksi akhir tahun depan, rilis 2017. Lokasinya pasti di Gunung Kidul. Tapi gambaran pemainnya belum," ujarnya.

Wasted Land atau Tanah Terbuang mengisahkan tentang seorang ibu di Gunung Kidul, Yogjakarta, yang berusaha bertemu dengan anaknya untuk terakhir kalinya. Sebab, anak perempuannya yang bekerja di Guang Zhou, Cina, divonis hukuman mati akibat paket titipan seorang rekannya yang ternyata berisi narkoba. Padahal, sang anak ketika itu berada di bandara untuk pulang ke Tanah Air. Sungguh malang nasibnya.

"Jadi ini tentang usaha seorang ibu," ucap Ifa.

Kemenangan Wasted Land ini mengikuti keberhasilan dua proyek film Indonesia lainnya dalam APM. Yakni pada APM 2014, film A Copy of My Mind karya sutradara Joko Anwar yang memenangkan CJ Entertainment Award. Sedangkan setahun sebelumnya, film Exotic Pictures karya sutradara Edwin, juga memenangkan ARTE International Prize.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com