Kendati perannya cukup menantang, Sylvia mengaku bahwa skenario yang dimainkannya sama sekali tak menjual adegan vulgar dan buka-bukaan.
"Tapi masih tertutup. Enggak kelihatan pusar juga. Aku juga milih-milih," kata perempuan yang sudah bermain untuk delapan judul film dalam wawancara di kawasan Cinere, Depok, Jawa Barat, Rabu (11/11/2015).
Untuk debutnya ini, Sylvia merasa terbebani dengan durasi film yang 90 persen menampilkan dirinya.
"Beban sih ada. Ini yang paling sulit. Apalagi, aku main dua karakter, sebagai anak dan seorang ibu," kata dara kelahiran Bandung, 24 September 1988 tersebut.
Tak hanya karakter, logat Makassar juga harus dikuasainya untuk menghidupkan karakter Qia yang ia mainkan.
"Ada dialog Makassar dan panjang-panjang banget. Enggak bisa dipotong. Dua minggu latihan sama pelatih. Saya tinggal di Jeneponto selama tiga hari untuk belajar bahasanya. Soalnya saya kan orang Sunda, agak sulit dialeknya," ucapnya.
Harim di Tanah Haram bercerita tentang perjalan seorang PSK yang kemudian menjadi ustazah. Dalam film itu, Irwansyah yang menjadi lawan main Sylvia akan berperan sebagai seorang pria yang mendampingi PSK itu selama mengarungi perjalan hidup yang berliku.
Film ini rencananya akan tayang pada 10 Desember 2015 di gedung-gedung bioskop Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.