Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Isyana Sarasvati Alami Cryptomnesia?

Kompas.com - 25/11/2015, 17:07 WIB
Yulianus Febriarko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Vokalis, pencipta lagu, dan pemain musik Isyana Sarasvati (22) membantah tudingan publik bahwa ia menjiplak "Payphone" dari Maroon 5 ketika mencipta "Tetap dalam Jiwa". Tapi, ia mengaku mungkin mengalami cryptomnesia.

"Saya sudah buka kembali rekaman ketika workshop lagu itu dibuat, tidak ada satupun yang menyadari atau merasakan adanya 'kemiripan' dengan motif  lagu 'Payphone'," terang Isyana melalui e-mail kepada Kompas.com.

"Bahkan saya baru sadar ketika ada beberapa kritik, komentar, dan pertanyaan di medsos," sambungnya.

Namun, ia menyatakan, mungkin saja ia terkontaminasi oleh "Payphone" ketika mencipta "Tetap dalam Hati".

Dalam istilah psikologi, ketidaksadaran dalam membuat karya yang mirip karya lain yang sudah ada dinamakan cryptomnesia.

"Saya tidak akan menyangkal bahwa pasti dalam proses kreatif pembuatan komposisi lagu tersebut, ternyata tanpa sadar, saya bukan hanya terinspirasi tapi terkontaminasi oleh motif  dari lagu 'Payphone'," tulisnya.

"Itu pun saya sadari setelah berbagai pertanyaan soal tudingan plagiat tadi muncul di media sosial," lanjutnya.

"Andaikan saya menyadarinya lebih awal, pasti dengan segera saya akan mengubah motif tersebut," tekannya.

"Sampai lagu itu dirilis beberapa saat, anehnya saya dan semua yang terlibat tetap tidak menyadari, mungkin ini yang sering disebut sebagai 'cryptomnesia' tetapi secara kolektif," terang Isyana lagi.

"Hal ini memang kerap terjadi, bahkan juga pada sejumlah artis besar kelas dunia, karena proses kreatif senantiasa berangkat dari karya-karya kreatif yang ada sebelumnya, sehingga kemiripan sering tak terelakan," sambungnya.

Isyana menjelaskan proses penciptaan "Tetap dalam Jiwa" di Swedia.

"Komposisi dan lagu dibangun melalui proses workshop, dengan melibatkan beberapa musisi Swedia antara lain Hayden Bell, Allof Lindskog, Hayli Aitken," terangnya.

"Komposisi saya lakukan dengan piano, kemudian dikomentari, ditambah atau kurangi oleh para musisi yang terlibat," lanjutnya.

Diterangkan lagi oleh Isyana, dalam 14 hari dihasilkan 14 lagu. Satu hari, satu lagu. Proses tersebut didokumentasi dalam video amatir.

"Bahkan sampai lagu itu di-release beberapa saat, anehnya saya dan semua yang terlibat tetap tidak menyadari adanya kemiripan dengan lagu 'Payphone'," tekannya.

Bagian dari "Tetap dalam Jiwa" yang disebut mirip:
Bila memang harus berpisah, aku akan tetap setia. Bila ini memang ujungnya, kau kan tetap ada di dalam jiwa.

Bagian dari "Payphone" yang disebut dijiplak:
If happy ever after did exist, I would still be holding you like this.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau