Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pianis Indonesia Joey Alexander Masuk Nominasi Dua Kategori Grammy Awards 2016

Kompas.com - 08/12/2015, 11:59 WIB
Yulianus Febriarko

Penulis

LOS ANGELES, KOMPAS.com — Pianis jazz belia dari Indonesia, Joey Alexander (12), masuk nominasi dua kategori penghargaan tahunan industri musik internasional Grammy Awards 2016 atau yang ke-58.

Dua kategori itu adalah Best Jazz Instrumental Album untuk album solo debutnya, My Favorite Things (2015), dan Best Improvised Jazz Solo untuk lagu berjudul "Giant Steps" dari album tersebut.

Dengan pencapaian ini, Joey adalah pianis jazz pertama dari Indonesia yang menjadi nomine untuk Grammy Awards.

Merujuk ke situs resmi Grammy Awards, www.grammy.com, dalam kategori Best Jazz Instrumental Album, anak laki-laki berkacamata tersebut bersama albumnya bersaing dengan empat artis musik lain yang membawa album masing-masing.

Mereka adalah Terence Blanchard featuring The E-Collective dengan album Breathless, Robert Glasper & The Robert Glasper Trio dengan Covered: Recorded Live At Capitol Studios, Jimmy Greene dengan Beautiful Life, dan John Scofield dengan Past Present.

Sementara itu, dalam kategori Best Improvised Jazz Solo, ia berhadapan dengan Christian McBride, Donny McCaslin, Joshua Redman, dan John Scofield.

Grammy Awards 2016 akan diselenggarakan pada 15 Februari 2016 di Staples Center, Los Angeles, California, AS.

Pemilik nama lengkap Josiah Alexander Sila, yang lahir di Denpasar, Bali, tersebut mendunia sejak pertengahan 2014. Ketika itu, beberapa media terkemuka dari luar Indonesia memberitakan betapa berbakatnya seorang anak bernama Joey.

Pada Selasa, 12 Mei 2015, versi online dari New York Times menulis "Joey Alexander, an 11-Year-Old Jazz Sensation Who Hardly Clears the Piano's Sightlines".

Versi cetak media yang sama menulis "He’s a Jazz Virtuoso Who Can Barely See Over a Baby Grand".

The Telegraph memberitakan Joey dengan artikel "The 11-year-old taking jazz world by storm", sementara NBC News dengan artikel "Pint-Sized Prodigy Joey Alexander: 'Jazz is About Freedom'".

Permainan piano Joey juga mengundang pujian dari sejumlah pemusik jazz ternama dunia.

The Telegraph menyebut, Wynton Marsalis, peniup trompet dan jazz director di Lincoln Centre, New York City, AS, mengaku amat kagum ketika kali pertama menonton permainan piano Joey melalui YouTube.

Ketika itu, Joey masih berusia 10 tahun, dan telah mahir memainkan lagu-lagu dari John Coltrane, Thelonious Monk, hingga Chick Corea.

"Tidak pernah ada orang sebelumnya yang seumur dia, yang bisa Anda bayangkan, mampu bermain seperti itu. Saya menyukai segala sesuatu terkait permainannya, ritmenya, kepercayaan dirinya, dan pemahamannya tentang musik," kata Marsalis.

Putra dari Denny Sila dan Fara Sila itu juga mendapat penghormatan dari produser festival-festival jazz di Montreal, Kanada, serta Newport, Inggris, George Wein.

Biasanya, Wein enggan menerima sosok yang disebut oleh orang-orang sebagai "anak ajaib". Namun, ketika Wein menonton permainan Joey pada 2015 di apartemennya di Manhattan, New York City, pandangannya berubah.

"Hal yang berbeda dari kebanyakan pemain muda adalah kematangan pendekatan harmoniknya. Permainannya sangat kontemporer, tetapi ia juga punya rasa tentang sejarah musik," ucap Wein kepada wartawan AP, Charles J Gans, sesudah menonton permainan piano Joey.

Joey, yang lahir pada 25 Juni 2003, akrab dengan jazz karena ayahnya, Denny Sila, merupakan penggemar berat musik itu. 

Pada usia enam tahun, Joey mulai belajar main piano dengan arahan dari ayahnya, yang mengajarkan teknik-teknik dasar main piano. Lalu, Joey ikut kursus piano di beberapa sekolah musik di Jakarta.  

Pada umur delapan tahun, di Jakarta, Joey tampil bersama pianis terkenal dunia, Herbie Hancock, yang ketika itu menjadi duta UNESCO.

Sesudah pindah dari Bali ke Jakarta, pada 2014, Joey dan orangtuanya, yang tadinya berbisnis di bidang pariwisata, akhirnya pindah ke New York. Di AS, Joey tampil dalam berbagai festival jazz dan mendapat sambutan baik.

Pada Mei 2015, bekerja sama dengan Motema Music di New York dan produser musik peraih Grammy Awards, Jason Olaine, Joey meluncurkan album perdana bertajuk My Favourite Things.

"Jazz merupakan musik yang keras. Anda harus benar-benar bekerja keras dan harus senang melakukannya. Itulah yang paling penting. Bagi saya, jazz merupakan sebuah panggilan. Saya suka jazz karena hal ini adalah soal kebebasan mengekspresikan diri dan menjadi spontan, penuh ritme, dan penuh improvisasi," ujar Joey dalam sebuah wawancara.

"Teknik itu penting. Namun, bagi saya, ketika kali pertama bermain, kita harus melakukannya dari hati dan merasakan alur. Saya ingin mengembangkan permainan piano saya dengan berlatih dan bermain, serta menantang diri untuk menjadi lebih baik setiap hari," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com