Mengintip Peta Persaingan Oscar 2016

Di urutan pertama ada rumah produksi The Academy of Motion Picture Arts and Sciences yang menyukai film-film berkualitas dan berbiaya besar mengenai orang-orang dalam dunia nyata. The Revenant arahan sutradara pemenang Oscar, Alejandro Inarritu dan sinematografer Emmanuel Lubezki sebagian dibuat berdasarkan kisah nyata.

Film itu mengangkat tentang hubungan keluarga dan kegigihan manusia. Tetapi film itu menghadapi persaingan berat.

Spotlight adalah film yang menggugah pemikiran dengan dialog kuat, para pemeran terkenal, sutradara berbakat Tom McCarthy dan penulis skenario Josh Singer.

Film itu dengan perlahan-lahan menceritakan bagaimana Spotlight, tim investigasi dari surat kabar Boston Globe, mengungkap skandal pelecehan anak besar-besaran dalam Keuskupan Katolik Boston dan skala yang lebih luas.

Seperti film 1976 All the President’s Men, Spotlight juga menyoroti bagaimana kekuatan kebebasan pers berperan besar dalam mengungkap korupsi pada tingkat tertinggi.

Dalam The Danish Girl, Hollywood mengisahkan tentang perjuangan yang dihadapi pelukis transgender Einer Wegener yang mengubah dirinya menjadi Lily Elbe pada 1920-an di Copenhagen.

Sutradara pemenang Oscar Hooper menggambarkan keintiman Einer dan pasangannya Gerda, dan menekankan dialog mengenai gender dan seksualitas. Setelah memenangkan Oscar lewat perannya sebagai Stephen Hawking tahun lalu, Eddie Redmayne mengubah dirinya menjadi Lily yang rentan tetapi justru pemberani.

Penampilannya yang meyakinkan mungkin bisa membuatnya memenangkan Oscar dua tahun berturut-turut sebagai Aktor Terbaik.

Namun, Redmayne harus bersaing di antaranya dengan Leonardo DiCaprio yang memerankan pemburu Hugh Glass dalam The Revenant, dan Michael Fassbender dalam Steve Jobs arahan Danny Boyle. Persaingan yang sulit, tapi tidak seketat kategori Aktris Terbaik.