Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joko Anwar: Pemodal Asing Masuk, Industri Film Indonesia Semarak

Kompas.com - 10/02/2016, 14:21 WIB
Yulianus Febriarko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Industri film Indonesia akan semakin semarak, jika Pemerintah mengesahkan revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) untuk sektor film pada bidang-bidang produksi, distribusi, dan ekshibisi.

Hal itu dikatakan oleh sutradara Joko Anwar (40).

"Kalau revisi disahkan, investasi dan modal asing akan masuk," ujar Joko dalam jumpa pers pernyataan bersama Pekerja Kreatif Film Indonesia (PKFI) di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (9/2/2016).

DNI merupakan daftar bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan, pada bidang penanaman modal.

"Dengan adanya investasi, akan memungkinkan banyak film Indonesia bakal diproduksi, termasuk yang bertema budaya lokal. Mungkin, tema-tema yang selama ini belum diproduksi karena tak mendapat modal, juga akan diproduksi," ujar sutradara film A Copy of My Mind ini lagi.

"Kalau itu terjadi, film-film di Indonesia akan semakin beragam secara tema, lebih semarak, dan menarik," imbuhnya.

Joko menyebut China sebagai contoh. Sepuluh tahun lalu negara itu membuka diri untuk para pemodal asing bagi industri film.

"Sepuluh tahun lalu China membuka diri, sekarang film nasionalnya naik 40 persen, bahkan ekspansi ke Hollywood juga kan," tuturnya.

Joko menyebut pula bahwa ketakutan akan penjajahan dengan modal asing masuk ke industri film Indonesia tidaklah beralasan.

"Enggak beralasan sama sekali ketakutan seperti itu. Secara mekanisme aja kan enggak kebayang gimana caranya," tuturnya.

"Kalau ngomongin asing masuk ke Indonesia, selama ini kan platform-nya sudah banyak. Ada channel TV, YouTube, internet. Tapi, bukan berarti mereka menjajah.  Justru banyak informasi akan budaya bisa didapat dari situ," terang Joko.

Menurut Joko, modal asing yang masuk ke Indonesia akan bisa menambah pembuatan gedung bioskop dan layar film di negeri ini. Dengan begitu, akan semakin banyak tempat pemutaran film di Indonesia.

"Industri film sehat, kalau ekosistemnya juga sehat. Nah, kita enggak ada ekosistemnya. Jumlah layar sekarang kan sedikit untuk Indonesia. Kalau jumlah layar makin besar, itu akan buka kesempatan bagi film-film Indonesia untuk tayang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau