KOMPAS.com – "Tunggu! Kalian mungkin bertanya-tanya kenapa aku memakai pakaian berwarna merah. Well, itu karena aku tak ingin musuhku melihat aku berdarah," teriak seseorang dalam balutan kostum sembari memperlihatkan dua tangan. Badan orang itu masih terlindung di balik mobil.
Penggal adegan itu muncul pada 15 menit pertama film adaptasi komik Marvel, "Deadpool". Penggalan itu muncul saat Wade Wilson—tokoh utama film ini yang diperankan Ryan Reynolds—terlibat baku tembak dengan puluhan lawan.
Kostum merah mulai dipakai Wade sejak berniat membalas dendam dokter yang telah membuat kulit di sekujur badannya rusak. Semula, dia sempat memilih putih sebagai warna kostum. Tetapi, dia merasa warna itu tidak sreg, kurang menarik. Dia lalu menggunakan warna merah.
Itu pun, kostum merah pertamanya malah membuat suara Wade teredam. Memutar otak, dia mendapatkan berbagai material yang bisa dia jahit menjadi kostum dalam paduan warna merah dan hitam.
Bukan sekadar warna
Dari rentetan kisah di atas, merah warna kostum Deadpool seolah hanya soal tahapan waktu dan kebutuhan Wade menyembunyikan wajah dan kondisi kulitnya. Tak pernah pula ada penjelasan lebih panjang soal itu dalam kisah Deadpool di versi komik maupun film.
Meski demikian, dalam psikologi warna, merah menggambarkan kemarahan, gairah, amarah, keinginan, kegembiraan, energi, kecepatan, kekuatan, kekuasaan, panas, cinta, agresi, bahaya, api, darah, perang, dan juga kekerasan. Filmmaker Peter D Marshall mengamini teori psikologi warna itu dalam situs web miliknya.
Buku More Alive with Color karya Leatrice Eisman menyebutkan, merah berarti kuat, berani, percaya diri, dan gairah. Warna ini melambangkan banyak makna, mulai dari cinta hingga kekerasan perang.
Wade boleh saja merasa nyaman dengan bahan dan warna kostum pilihannya. Namun, untuk sebuah film, apa pun warna yang tampil di layar lebar harus punya harmonisasi dengan keseluruhan scene.
"Meski sering diabaikan, tiap elemen warna dalam sinematografi ada maksudnya. Biasanya, yang dipakai adalah warna kontras agar emosi penonton terpacu,” ungkap Isaac Botkin, desainer yang juga filmmaker, seperti dikutip dari situs web pribadinya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.