Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produser: Tak Ada Komunisme dalam Film "Pulau Buru Tanah Air Mata Beta"

Kompas.com - 17/03/2016, 08:56 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Produser film Pulau Buru Tanah Air Mata Beta, Whisnu Yonar, menegaskan bahwa tak ada isu atau propraganda komunisme dalam film dokumenter tersebut.t, seperti yang dituduhkan sebuah ormas.

"Tidak benar ada isu komunis di dalam film ini," ucap Whisnu saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/3/2016) malam.

Ia mengatakan sebelum menuding hingga memberi ancaman, ormas tersebut sebaiknya menonton dulu film karya Rahung Nasution itu. Baru kemudian bisa menyimpulkan ada unsur komunisme atau tidak di dalamnya.

"Dan belum tentu juga mereka paham komunisme itu apa. Jadi menurutku sangat tidak bijak juga ketika orang bilang ada isu komunis dalam film ini," ujarnya.

Whisnu menjelaskan, memang benar film dokumenter itu mengangkat kisah sastrawan yang menjadi tawanan politik dan dibuang ke Pulau Buru karena dianggap komunis, tanpa melewati proses pengadilan. Namun bukan perihal komunisnya yang utama.

"Film ini lebih banyak bercerita tentang fakta sejarah dan perjalanan di Pulau Buru dan mereka memang menceritakan apa yang dialami oleh mereka," tuturnya.

"Kami ingin mengangkat cerita bagaimana dulu ketika para tapol ini dibuang ke Pulau Buru. Harus melakukan kerja paksa dan diawasi oleh militer. Kami ingin menunjukkan bahwa ada cara-cara yang dilakukan oleh negara itu tidak manusiawi," tambah Whisnu.

Ia menambahkan riset dan shooting film ini menghabiskan waktu sekitar satu tahun, akhir 2014 hingga awal 2015.

"Kalau judul Tanah Air Beta kami ambil karena memang orang yang dulu dibuang ke Pulau Buru menyebutnya sebagai tanah air mereka. Jadi kami pakai istilah yang biasa mereka gunakan. Sebenarnya tergantung interpretasi masing-masing," tutur Whisnu.

Film Pulau Buru ini direncanakan untuk tayang perdana di Goethe Haus Jakarta Rabu kemarin. [Baca: Dapat Ancaman, Film "Pulau Buru Tanah Air Mata Beta" Diputar di Komnas HAM]

Namun, kemudian batal diputar karena adanya ancaman dari ormas. Akibatnya, lokasi pemutaran pun dipindahkan ke gedung Komnas HAM agar lebih aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com