Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/03/2016, 11:59 WIB
Tri Susanto Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Musisi Ahmad Dhani menyatakan maju sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta 2017. Ia masuk dalam penjaringan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Gerindra.

Ada yang mendukung, tetapi tidak sedikit yang mencibir pilihannya menantang petahana, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Dalam diskusi bertajuk "Perlukah Artis dan Seniman Berpolitik" di Crowne Plaza Hotel, Gatot Subroto, Jakarta Selatan pada Rabu (16/3/2016), Dhani menyuarakan perlawanan terhadap cibiran masyarakat tersebut.

[Baca: Ahmad Dhani Gerah Terus Dicibir]

"Semua warga negara berhak masuk dunia politik. Artinya, tukang becak pun berhak kalau mampu," kata suami vokalis Mulan Jameela tersebut.

Dhani berpendapat, ada paradigma di masyarakat bahwa seorang artis dan seniman tak layak atau tak mampu berpolitik. Menurut Dhani, masyarakat menganggap pekerja seni belum pantas duduk di sebuah pemerintahan.

"Selama ini, paradigma untuk menjadi politisi itu harus dari pengusaha atau jenderal. Itu harus diubah," katanya.

Tantang Slank debat

Cibiran terhadap Dhani tidak hanya datang dari kalangan masyarakat, sebagian artis dan seniman juga meragukan niat Dhani maju menjadi DKI-1 tersebut.

Ia menyebut dua personel band Slank, yakni Kaka dan Bimbim, menganggap dia hanya menjadi pelengkap dalam Pilkada DKI. Pernyataan itu membuatnya gerah.

[Baca: Ahmad Dhani: Saya Heran Isi Otak Bimbim dan Kaka "Slank" Itu kayak Apa]

Ia pun berencana mengajak para artis dan seniman untuk debat terbuka dalam sebuah forum diskusi para artis dan seniman terkait isu Pilkada DKI Jakarta 2017. Terutama Slank.

"Saya ingin tahu mereka (Slank) itu apolitis atau ngerti politik. Di forum terbuka nanti, bisa dilihat apa pendapat tentang pemerintahan ini yang mereka dukung," ujarnya.

Dhani menyebutnya sebagai muktamar para artis dan seniman. [Baca: Ahmad Dhani Tantang Slank untuk Debat Politik]

Kata Dhani, ia ingin menguji apakah artis-artis pendukung pemerintah, atau ia menyebutnya "pelat merah" itu benar-benar mengerti politik, atau sebatas ikut-ikutan.

Ia berharap para artis utama pendukung pemerintah tersebut bersedia berdiskusi dalam forum diskusi yang digagasnya. Dhani berencana menggelar muktamar artis itu dua pekan lagi.

Kira-kira dua pekan lagi, Dhani berencana mengundang para artis dan seniman pendukung pemerintah untuk berdiskusi.

"Kami juga akan ada pertanyaan kepada artis 'pelat merah' ini, mereka ngerti politik atau apolitis. Jangan sampai mereka apolitis," kata dia.

Sebab, yang menjadi alasan Dhani itu karena ada sikap dari para artis dan seniman yang terkesan senang kepada pemerintahan dan malah membela habis-habisan.

"Ada artis yang mentalnya senang dekat dengan penguasa. Namun, mereka sebagai seniman seharusnya punya tanggung jawab terhadap isi otak mereka, kenapa mendukung pemerintahan ini," lanjut dia.

Sikap Tantowi Yahya

Pembawa acara yang kini menjadi anggota DPR RI yang sekaligus pembawa acara Tantowi Yahya menyayangkan sikap masyarakat yang mencibir para artis dan seniman untuk berpolitik.

Kata dia, setiap warga negara punya hak yang sama untuk melakukan perubahan, termasuk dari kalangan tersebut.

"Sayangnya ketika ada artis berpolitik malah dicibir. Malah yang sering, kalimat itu muncul dari politisi beneran 'alah artis bisa apa sih?'," ujarnya.

[Baca: Tantowi Yahya: Ada Artis Berpolitik Malah Dicibir]

Bagi Tantowi, saran terbaik dari dirinya untuk artis dan seniman yang terjun ke politik adalah bisa menunjukkan kapabilitasnya.

Berkaca dari pengalamannya, Tantowi butuh satu periode untuk dapat dipercaya sebagai politisi baik dari masyarakat maupun politisi sendiri.

"Itu tantangan yang besar bagi artis yang berpolitik. Kalau mereka (politisi sungguhan) bisa berkarya, kami (para artis) pun juga bisa berkarya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com