Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jerry Hadiprojo
Video Production Manager

Pencinta film, buku, action figures, blu-ray keluaran Criterion Collection. Sehari-hari bekerja sebagai video production manager di Kompas.com. Sedang berusaha keras menyelesaikan novel pertamanya sambil diselingi menulis cerita-cerita pendek di akun Mediumnya.

Ada Apa Sih Dengan Cinta?

Kompas.com - 10/05/2016, 15:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorTri Wahono

"Apa yang kamu lakukan ke saya itu…JA~HAT!"

Ketika SMA dulu, saya sempat pacaran dengan seorang perempuan. Sebut saja namanya Bunga. Kami pacaran selama kurang lebih 7 bulan, cukup intens, dan sempat beberapa kali putus-nyambung, sebelum akhirnya benar-benar berakhir, karena dia memutuskan untuk melanjutkan sekolah di luar negeri.

Untuk beberapa saat, saya masih mencoba mengusahakan hubungan tersebut. Saya mencoba menelepon lewat wartel—warung telepon, untuk pembaca yang muda—karena kalau telepon dari rumah pasti akan kena amuk ibu saya.

Pada masa itu telepon via aplikasi macam Skype masihlah sebuah konsep yang hanya ada di film, sehingga telepon adalah satu-satunya pilihan praktis untuk berkomunikasi.

Pada akhirnya saya menyerah, karena biaya telepon melalui wartel terlalu mahal untuk ukuran dompet anak SMA.

Samar-samar saya ingat betapa sedihnya saya pada waktu itu. Melakukan apa pun rasanya tidak semangat. Rasanya hanya ingin tiduran di kamar gelap, meringkuk di pojokan.

Sampai kira-kira dua minggu kemudian. Suatu hari saya bangun dan tidak merasakan kesedihan itu lagi. Hidup kembali berjalan normal bagi saya dan sebelum saya sadar, Bunga tinggallah menjadi memori di masa lalu.

Bertahun-tahun kemudian, saya acap kali bertemu dengan Bunga di beberapa tempat—saya bahkan diundang dan datang ke pernikahannya—dan komunikasi kami berjalan dengan baik.

Agak kikuk di awalnya, namun menjadi biasa saja setelahnya, layaknya orang yang lama tidak bersua. Tidak ada rasa apa-apa, kembali ke titik nol.

Dan memang sekiranya begitulah hakekatnya pacaran saat SMA. Segelintir pasangan yang beruntung mungkin membawa hubungan mereka hingga ke jenjang pernikahan.

Namun bagi sebagian besar yang lain, hubungan saat SMA hanya akan jadi bahan olok-olokan teman di masa depan, jika tidak dilupakan sama sekali.

Karena memang sesungguhnya begitulah sifat hubungan pacaran pada saat SMA; tidak ada yang menganggapnya terlalu serius, bahkan insan yang menjalani—walau pada masanya mungkin mereka tidak menyadarinya.

Tapi tidak demikian dengan Cinta.

Setelah bertemu Rangga pada saat SMA dan kemudian berkencan sebanyak tiga kali (Kwitang, masak di rumah Rangga, dan nonton Anda), Cinta langsung menyimpan perasaan yang luar biasa besar pada lelaki yang jago bikin puisi tersebut. Hebatnya, perasaan tersebut tidak hilang walau mereka sudah terpisah benua dan bahkan tidak saling berhubungan selama SEMBILAN tahun.

Wow.

Perasaan Cinta itu terlihat jelas di Ada Apa dengan Cinta 2 (AADC2), karena begitu nama Rangga disebut, kita bisa melihat wajahnya langsung kalut.

Bahkan sebelumnya, kita juga sempat melihat bahwa Cinta masih menyimpan surat-surat dan aneka memento dari Rangga.

Padahal di titik ini, Cinta sudah menjelma jadi seorang wanita mandiri yang tinggal sendiri di apartemen. Ini berarti Cinta dengan kesadaran penuh menyimpan dengan rapih aneka memento dari Rangga dan membawanya ketika ia pindah dari rumah ke apartemen.

Berarti, dia memang sungguh-sungguh mencintai Rangga dengan sangat dalam atau paling tidak, tidak bisa berhenti memikirkannya.

Pertanyaannya adalah kenapa?

"Hmmm… kenapa ya?"

Menurut saya ada dua kemungkinan:

Cinta dan Rangga sudah berhubungan seks. Alkisah, pasangan yang sudah berhubungan seks—apalagi jika itu adalah kali pertama bagi mereka—akan lebih mengalami kesulitan untuk melupakan satu sama lain. Nah, bukan tidak mungkin dong Cinta dan Rangga sudah berhubungan seks? Mungkin ketika Cinta bersama keluarganya mengunjungi Rangga di New York?

Rangga main pelet. Biar bagaimana pun, Rangga itu orang yang aneh. Dan orang aneh bisa saja main pelet. Mungkin kan? Mungkin dong.

Tapi ada satu lagi kemungkinan yang masuk akal dan kemungkinan disembunyikan tepat di depan mata kita: Bagaimana jika ternyata Cinta itu gila?

Coba kita pikir. Di AADC2, kita melihat Cinta gampang sekali tersulut emosinya, padahal hanya karena hal-hal sepele. Ketika dia bertemu dengan Rangga lagi (setelah 9 tahun) di pameran Eko Nugroho, Cinta langsung marah dan mau pulang duluan.

Ketika Karmen menghampirinya dan mencoba memberikan nasihat, Cinta malah menyerangnya dengan cercaan mengenai hubungan Karmen yang gagal.

Ketika Rangga mencoba menjelaskan kenapa ia memutuskannya, Cinta secara tiba-tiba ngamuk dan menuduh Rangga bohong (tanpa bukti), lalu menamparnya, sebelum tiga detik kemudian minta maaf.

Ketika Rangga menanyakan apakah calon suami Cinta sudah kaya dari lahir, Cinta sekonyong-konyong juga langsung marah.

Ditambah lagi teman-teman baik Cinta yang senantiasa selalu "setia" menemani Cinta dan juga terlihat sangat maklum dengan apa pun yang ia perbuat.

Bagaimana jika mereka maklum karena mereka tahu kalo Cinta gila? Dan bagaimana jika mereka setia karena sesungguhnya mereka iba pada Cinta?

Bagaimana jika cintanya pada Rangga itu sesungguhnya tidak lebih dari sekedar obsesi dan wujud dari kegilaannya?

Sempat tercetus dari teman-teman Cinta, bahwa ketika Rangga memutuskan Cinta via surat, Cinta sampai tidak mau makan berhari-hari. Bagaimana jika ini adalah katalis dari semuanya?

Seorang perempuan yang hidupnya sempurna, tidak pernah mengalami penolakan, merasa selalu bisa mendapatkan segalanya, tiba-tiba mendapati dirinya dicampakkan, lalu pelan-pelan menjadi obsesif dan gila.

Semua kemungkinan ini jadi masuk akal apabila kita melihat lagi judul film ini: Ada Apa dengan Cinta? Jawabannya jelas: Cinta itu gila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com