JAKARTA, KOMPAS.com -- Menghadiri langsung konser kelompok musik jazz Tanah Air, Krakatau, ikut bernyanyi dan bergoyang bersama lagu-lagu hit yang mereka bawakan, Jumat (13/5/2016), seolah tersedot kekuatan dahsyat yang melempar balik kita ke masa lalu.
Masa-masa ketika mendengarkan musik hanya sebatas memutar kaset album koleksi pribadi di perangkat elektronik pemutar kaset pita magnetis (cassette player) atau melalui siaran stasiun radio favorit era 1980-an.
Kenangan masa lalu yang kembali bersamaan dengan dilantunkannya sejumlah lagu hit kelompok yang diawaki vokalis Trie Utami, pemain keyboard Dwiki Dharmawan dan Indra Lesmana, drumer Gilang Ramadhan, gitaris Donny Suhendra, dan pencabik bas Pra Budidharma.
Sebut saja tembang-tembang hit masa lalu Krakatau, mulai dari "Kemelut", "Imaji", "Dirimu Kasih", "Kembali Satu", "La Samba Primadona", hingga tembang abadi ciptaan mereka, macam "Kau Datang", "Sekitar Kita", atau "Gemilang".
Tak satu pun dari pengunjung kelab musik Blue Motion, tempat konser Krakatau digelar, yang kuasa menolak "mantra sihir" lirik-lirik dan melodi lagu-lagu ciptaan kelompok band yang didirikan pada awal 1985 itu.
Semua penonton ikut berdendang atau setidaknya mengangguk-anggukkan kepala dan menggerakkan telapak kaki, ritmis mengikuti alunan lagu-lagu.
"Hayooo, siapa di sini yang dulu pertama kali dengerin lagu Krakatau waktu masih SMA atau kuliah? Dengerin dari radio di rumah atau di kos-kosan sambil nunggu uang wesel belum datang?" ujar Iie, panggilan akrab Trie, saat menyapa penonton dengan kelakarnya malam itu.
Konser Krakatau bertajuk "Jazzphoria" kali ini digelar dalam format panggung yang nyaman dan intim.
Penonton duduk nyaman sambil menikmati hidangan dan minuman di meja kursi mereka yang ditempatkan tak terlalu jauh dari panggung.
Konser itu digagas serta digelar hasil kerja sama penyelenggara MLDSpot dan Motion Blue.
"Saya senang bermain di panggung yang tak berjarak seperti ini, seperti pernah saya lakukan di beberapa negara, seperti Austria atau Amerika Serikat," ujar pemain keyboard yang juga motor penggerak Krakatau, Dwiki Dharmawan.
Dalam jumpa pers yang digelar Selasa lalu, Dwiki menjanjikan untuk tak sekadar menghadirkan sensasi nostalgia.
Nantinya, kata Dwiki, para penonton juga mengalami beragam aspek musikal dalam suguhan tontonan permainan serta improvisasi bermusik jazz ala Krakatau.
"Kalau mendengarkan lagu-lagu dari album kami, kan, durasinya dibatasi. Kalau mendengar langsung bisa ada banyak improvisasinya. Semisal kalau di rekaman cuma empat bar, di atas panggung bisa jadi 16 bar, atau kalau ternyata banyak yang cantik tepuk tangan bisa nambah lagi jadi 32 bar," ujar Dwiki berseloroh.
Inspirasi
Dengan keenam personelnya yang semakin mumpuni dalam bermusik, Krakatau selama ini dikenal sebagai grup band yang memiliki kemampuan menciptakan lagu-lagu kaya chord, disertai interval-interval tajam dan progresif.
Tak mengherankan jika mereka kerap dijuluki pula sebagai pemusiknya para pemusik, kiblat bagi banyak pemusik muda, juga acuan serta inspirasi. Lagu-lagu ciptaan Krakatau terbilang jarang bisa dibawakan pemusik lain.
Warna musik Krakatau yang sejak awal terbilang unik, tangguh, meledak-ledak, serta berani "melawan arus" juga kental ditampilkan dalam konser Jumat malam, terutama saat para personel musiknya secara bergantian memainkan alat musik mereka secara instrumental.
Duet garang dua pemain keyboard kawakan, Dwiki dan Indra, seolah "berdialog" dan bersahut-sahutan "melempar nada" di antara mereka saat keduanya membawakan repertoar instrumentalia berjudul "Haiti", yang diambil dari album pertama mereka di tahun 1987.
Gilang sendiri kebagian giliran "menyiksa" perangkat drum dan perkusi yang dimainkannya malam itu selama beberapa menit dalam sebuah atraksi solo yang memukau penonton.
Pra Budidharma mendapat giliran "menyinergikan" cabikan dan betotan dawai basnya dengan dentingan nada-nada piano Indra Lesmana saat membawakan salah satu dari tiga lagu baru Krakatau berjudul "Cermin Hati".
Kepada para penontonnya Iie mengatakan senang dan bangga dirinya dan Krakatau bisa menjadi bagian dari episode-episode kehidupan para penggemar mereka selama ini.
Tampak wajah-wajah ceria dengan senyum menyungging sambil kemungkinan besar mencoba mengorek-ngorek "laci-laci" memori kenangan masa lalu.
Iie dalam jumpa pers juga mengabarkan, bukannya tanpa tujuan Krakatau membawakan tiga tembang anyar dari album terbaru yang akan segera dirilis.
Kabar baik itu juga langsung disampaikan Donny Hardono, sang produser eksekutif album baru Krakatau, yang selama ini berperan pula menjadi sound engineer sejak band itu mengawali karier mereka.
"September mendatang kami akan menggelar konser besar Krakatau. Ada 38 repertoar yang akan dibawakan, separuhnya oleh Krakatau, sementara separuhnya lagi oleh para pemusik dan band-band muda," ujar Donny.
Iie menambahkan, dalam album baru mereka, Krakatau lebih banyak mengusung tema humaniora dan lingkungan hidup sebagai salah satu bentuk kepedulian mereka. (Wisnu Dewabrata)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Mei 2016, di halaman 23 dengan judul ""Erupsi" Kenangan Krakatau".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.