Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panas Dingin Dimitri

Kompas.com - 05/06/2016, 23:49 WIB

Ia rupanya baru saja tiba di Jakarta dengan penerbangan terakhir dari Bali dan langsung merapat ke Ancol.

"Musik elektronik sudah menjadi bagian yang mapan di industri musik global. Dia sudah menjadi bunyian yang berpengaruh. Musik elektronik enggak sekadar tumbuh, tapi juga bisnis besar. Tahun ini pendapatan musik elektronik mencapai yang tertinggi," ujar Dimitri, yang tengah menjalani tur di Asia.

Bisnis besar
Dimitri benar. Merujuk laporan bisnis dari International Music Summit (IMS) Ibiza di Spanyol, 25-27 Mei, industri musik elektronik atau biasa disebut electronic dance music (EDM) memang kian mereguk fulus gila-gilaan sekalipun kondisi perekonomian dunia disebut-sebut masih cukup lesu.

Laporan tahunan yang menganalisis industri EDM secara global itu menyebut industri ini tahun 2015 mencapai nilai 7,1 miliar dollar AS, meningkat 60 persen dibandingkan tiga tahun sebelumnya.

Laporan yang dimuat dalam danceonomics.com itu juga menyebut pendapatan para DJ kondang dunia, seperti DJ Calvin Harris pada 2015 misalnya mencapai sekitar 66 juta dollar AS, melampaui pebalap Formula 1 dan pebasket tenar.

Besarnya skala bisnis dalam industri EDM ini juga ditopang oleh terus tumbuhnya kelab-kelab serta festival EDM di banyak negara, khususnya Asia.

DJ Magazine, majalah kiblat EDM yang berpengaruh di dunia, menyebut tiga kelab di Jakarta dalam daftar 100 kelab terpopuler dunia tahun 2016 ini. Ketiganya adalah Colosseum (#67), Dragonfly (#78), dan X2 (#97).

"Elektronik musik adalah musik generasi sekarang dan akan terus tumbuh. Dia adalah bunyian yang berdaulat saat ini," ujar Dimitri, yang beberapa waktu lalu didaulat oleh tim Hillary Clinton untuk tampil memeriahkan kampanye politiknya.

Darshan Pridhnani, pihak promotor dari Hype Music Indonesia, penyelenggara ShiverinG Ground, juga mengungkap hal senada.

Pertumbuhan industri EDM di Indonesia amat ditunjang dengan maraknya pentas para DJ, baik dari dalam maupun luar negeri, di kelab-kelab.

Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali sejauh ini menjadi simpul EDM di kelab-kelab. Sementara festival EDM luar ruang atau rave pasarnya masih berpusar di Jakarta dan Bali. Hype sendiri selama ini menggarap pergelaran EDM di kelab-kelab di banyak kota tersebut.

Fantasi
Pukul 02.00 Dimitri pun langsung meluncur ke atas panggung. Sorak-sorai pengunjung bergemuruh. Dimitri langsung menyerukan sapaan.

"Apa kabar Jakarta?"

Rona wajahnya kini bersemangat. Ia berusaha memacu energinya. Dentuman musik langsung menggelegak ketika membawakan komposisi dari albumnya, Bringing the World the Madness.

Komposisi andalan dimainkan, seperti "The Hum" dan "Ocarina", anthem song dari perhelatan akbar EDM Tomorrowland di Belgia, kian memicu orang-orang bergoyang panas di bawah tembakan-tembakan lampu laser.

Di tengah lautan massa, seorang raver perempuan naik ke gendongan di pundak teman prianya. Ia berjoget sembari membentangkan bendera Merah Putih. Tawanya pecah bertaburan saat butiran-butiran salju buatan turun dari langit. Dingin....

Segala atraksi itu menjadi fantasi yang dinikmati dengan berkesadaran. (Sarie Febriane)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Juni 2016, di halaman 23 dengan judul "Panas Dingin Dimitri".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com