JAKARTA, KOMPAS.com -- Penyanyi dan pencipta lagu jazz Saira Syaharani Ibrahim, yang dikenal sebagai Syaharani saja, mengatakan bahwa ia jarang membuat lirik lagu dengan bahasa pergaulan sehari-hari.
"Mayoritas yang kugunakan bahasa baku. Aku jarang gunakan bahasa pergaulan karena aku merasa itu bukan cara berpuisiku," kata Syaharani, yang ditemui di Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Syaharani mengatakan bahwa setiap orang memiliki pola dan rasa bahasa tertentu dalam membuat lirik, begitu pula dia.
Dia juga menilai wajar jika lagu-lagu sekarang banyak menggunakan bahasa "kekinian" karena tuntutan industri.
"Karena industri memang begitu membawa tren yang ada masa kini, tetapi kalau indie kayak kami lebih senang membawa bahasa yang menjadi ciri khas kami," kata vokalis band Syaharani & Queenfireworks (ESQI:EF) ini lagi.
Bagi Syaharani membuat musik tidak bisa instan. Dia mengaku jarak album satu dengan lainnya setidaknya mumbutuhkan waktu empat tahun.
Hal itu mereka lakukan oleh dia dan teman-teman satu bandnya karena mereka sangat selektif memilih lagu untuk mereka rekam.
"Jadi, nunggu idenya. Biasanya ada 30 sampai 40 lagu yang dipilih. Kadang-kadang sudah dibuat, tapi kami merasa lagunya tidak bagus," tutur dia.
Baginya, jazz bukan musik saja, melainkan juga buah dari perkembangan budaya yang semakin lama menguat.
"Jika kita melihat detail dari musik jazz, maka banyak sekali yang mendekati nilai kehidupan," ujar dia. (Aubrey Fanani/Ade Marboen)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.