JAKARTA, KOMPAS.com -- Penyanyi Inggris, Morrissey (57), sedang menghelat tur dunia sejak Agustus hingga November nanti.
Sebelumnya, ia sempat berseloroh emoh menjalani tur kalau tak ada materi baru. Jakarta masuk lagi dalam rute tur ini.
Penyanyi bernama asli Steven Patrick Morrissey ini melepas album teranyarnya, World Peace is None of Your Business, pada 2014.
Namun, ia merasa tidak mendapat perlakuan semestinya dari Harvest Records, perusahaan rekaman yang memproduksi album itu.
"Mereka nyaris membunuhku," katanya, seperti ditulis situs musik NME, beberapa waktu lalu.
"Menurutku, pada 2016 ini, kamu harus mengurusi jalanmu sendiri jika kamu seorang seniman tulen. Kalau kamu picisan, label bakal membuatmu tenar, bahkan membelikanmu halaman khusus di kanal berita online agar kamu terlihat penting. Aku mengayuh kanoku sendiri," cerocos Morrissey yang memang dikenal bermulut tajam ini.
Si vegetarian ini menapaki popularitasnya pada dekade 1980-an lewat band The Smiths bersama Johnny Marr, Andy Rourke, dan Mike Joyce. Umur band itu hanya bertahan lima tahun.
Namun, empat albumnya, termasuk The Queen is Dead dan Meat is Murder, masuk dalam daftar 500 album paling berpengaruh sepanjang masa versi majalah Rolling Stone.
Gaya flamboyan dan cara penulisan lirik yang cenderung nyinyir membuat Morrissey sangat dicintai atau dibenci sama sekali.
Di panggung, tidak cuma lagu hit semacam "Irish Blood, English Heart" dan "First of the Gang to Die" yang ditunggu, tetapi juga sindiran kepada pemerintah, budaya pop, dan isu kesetaraan makhluk hidup.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.