JAKARTA, KOMPAS.com - Sutradara film Azrax, Dedi Setiadi, mengaku merasa tidak nyaman selama proses pembuatan film dengan pemeran utama Gatot Brajamusti tersebut.
Sebagai informasi, film tersebut diproduksi oleh Brajamusti Film dan dirilis pada tahun 2013 lalu.
"Ya kan namanya proses kreatif itu perlu kenyamanan perli ketenangan, inspirasi datang dari suasana itu," kata Dedi saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (14/9/2016).
"Tetapi kalau misalnya shooting-nya itu dilalui dengan pemain yang enggak disiplin kadang janji jam 8, datang jam 3 sore mau jadi apa film," lanjut Dedi.
Dedi berpendapat, Gatot bukan aktor yang disiplin.
"Dan tidak disiplinnya sangat berat. Janji jam 8, datang jam 3. Begitu shooting baru masuk satu scene langsung capek," kata Dedi.
Sutradara senior itu bahkan terang-terangan menyebut Azrax adalah film gagal.
"Iya saya sutradaranya ya kalau jelek saya bilang aja jelek ngapain saya bilang bagus," katanya dengan nada tegas.
Pria berusia 63 tahun itu mengaku agak kesal karena terseret kasus kepemilikan senjata api dengan tersangka Gatot Brajamusti itu.
"Ribet, kacau, pusing. Bukan kerjaan gue kok jadi ngapain gue ke sini. Buang waktu aja ngapain coba ya kan. Dan itu film busuk," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Dedi dimintai keterangan oleh kepolisian karena Gatot mengaku senjata api yang ditemukan di rumahnya adalah properti film Azrax.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.