Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pencarian Kebahagiaan

Kompas.com - 30/10/2016, 16:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Setiap makhluk berusaha mencari makna kebahagiaan dalam hidupnya.

Begitu juga para bergen, raksasa pemangsa trolls yang selalu percaya bahwa trolls adalah satu-satunya sumber kebahagiaan, tak ada yang lain.

Melalui serangkaian peristiwa, para bergen menemukan makna kebahagiaan sejati.

Kisah tentang trolls bermula 20 tahun lalu.

Di sebuah kota yang dihuni para bergen akan digelar pesta trolls. Pesta di mana hari itu setiap bergen yang ada di kota akan menikmati trolls sehingga akan merasakan kebahagiaan.

Pesta kali ini sangat istimewa karena putra mahkota raja bergen, Pangeran Gristle, untuk pertama kalinya akan menyantap trolls.

Koki istana yang biasa dipanggil Chef dengan bangga menyajikan trolls dalam pohon berjeruji di tengah kota bergen.

Demi menyaksikan pohon trolls, setiap bergen tak sabar menyantap trolls.

Begitu pula Pangeran Gristle. Dia akan menjadi bergen pertama yang akan menyantap trolls hari itu. Dia sungguh tak sabar.

Namun, rupanya, bahagia tak datang hari itu. Para trolls lenyap.

Putri Poppy, anak Raja Peppy, pemimpin trolls yang dipersembahkan Chef kepada Pangeran Gristle, berganti wujud menjadi boneka kayu hingga Pangeran Gristle harus memuntahkannya karena terlalu keras.

Rupanya para trolls kabur dari pohon trolls! Sadar trolls melarikan diri, para bergen berusaha mendapatkan kembali santapan mereka.

Namun, pelarian heroik yang dipimpin Raja Peppy itu berhasil membawa seluruh trolls ke tempat yang aman, tanpa terkecuali. Tak ada satu pun trolls yang tertinggal di belakang.

Peristiwa itu jelas membuat Pangeran Gristle kecewa, begitu pula dengan raja Bergen yang menjadi amat murka.

Raja Bergen lalu mengusir Chef yang dianggap tak bisa melakukan pekerjaannya hingga membuat para bergen tak bisa bahagia.

Chef lalu menyingkir ke dalam hutan. Akan tetapi, dendamnya kepada trolls baru saja dimulai. Dia bertekad memburu trolls ke mana pun mereka berada.

Sebaliknya, kehidupan baru menanti trolls. Di tempat yang baru, trolls siap memulai hidup baru bersama Putri Poppy yang kemudian menggantikan Raja Peppy.

Di sana mereka hidup bahagia, tenteram, penuh kasih sayang. Hari-hari mereka diisi dengan menyanyi dan menari.

Mereka juga punya kebiasaan saling memeluk satu sama lain. Riang, gembira, dan bahagia, adalah ciri khas trolls.

Kebahagiaan memancar dari tubuh mereka yang penuh warna. Tak ada kata sedih dalam kamus mereka.

Hanya ada satu trolls yang berbeda, dialah Branch. Sifatnya sangat bertolak belakang dengan karakter trolls yang selalu senang menyanyi dan menari serta berpelukan.

Branch tak ceria, warna tubuhnya suram. Dialah satu-satunya trolls yang selalu yakin bahwa bergen ada di sekitar mereka dan siap memangsa saat mereka lengah.

Begitu paranoidnya Branch, bahkan untuk sekadar hadir dalam setiap pesta yang digelar trolls pun dia enggan.

Termasuk pesta yang dirancang Putri Poppy untuk memperingati pelarian besar yang dipimpin Raja Peppy 20 tahun lalu.

Dia menolak mentah-mentah undangan pesta karena yakin kemeriahan pesta akan membuat Bergen mengetahui keberadaan mereka.

Maka, jadilah Branch satu-satunya trolls yang tak hadir di pesta peringatan pelarian yang megah itu.

Dia duduk di dalam rumah, waspada menanti segala kemungkinan meski sesungguhnya dia ingin bergabung dalam pesta.

Penuh warna
Film animasi Trolls produksi Dreamworks Animation ini sebenarnya bukan film pertama yang berkisah tentang trolls.

Sebelumnya ada beberapa film yang juga berkisah tentang trolls, seperti Troll dan Troll 2, The Boxtrolls, Gnomes & Trolls, hingga Troll Hunter. Wajah mereka umumnya digambarkan buruk rupa.

Karakter trolls yang diangkat dari boneka bernama trolls ini juga kerap dimunculkan dalam beberapa film animasi, antara lain di film Frozen.

Di film animasi buatan Walt Disney ini, karakter trolls, meski digambarkan buruk rupa, mereka memiliki sifat ramah, baik hati, serta senang menyanyi dan menari.

Di film Trolls, karakter para trolls dihadirkan sangat berwarna.

Tak hanya tubuh, rambut mereka yang unik juga penuh warna sekaligus menjadi sumber kekuatan trolls. Mereka juga lucu, riang, dan sangat menyenangkan.

Apabila diperhatikan, kisah para trolls ini ditampilkan dalam rangkaian gambar ibarat lembarlembar halaman buku terbuat dari bahan flannel yang biasa disulap menjadi berbagai macam kerajinan penuh warna.

Salah satunya scrap book atau kliping yang juga menjadi favorit para troll.

Memberi kesan kuat jika kisah para trolls ini begitu lekat dengan dunia anak-anak.

Film yang disutradarai oleh Mike Mitchell dan Walt Dohrn ini makin menarik karena dikemas sebagai sebuah film musikal.

Para tokohnya kerap ditampilkan menyanyi, salah satunya Putri Poppy, yang suaranya diisi oleh Anna Kendrick, dan Branch yang diisi suaranya oleh penyanyi Justin Timberlake.

Selain kedua bintang tersebut, turut serta sejumlah nama tenar, seperti Zooey Deschanel, Russel Brand, dan Gwen Stefani.

Lagu-lagu indah dan bagus bertebaran di sepanjang film. Di antaranya "True Colors" yang pernah dipopulerkan oleh Cindy Lauper dan "Can't Stop The Feeling" yang menjadi soundtrack Trolls.

Di akhir film, penonton disuguhi pesan bahwa kebahagiaan sejati selalu ada di dalam diri.

Dia tak pernah pergi ke mana-mana. Setiap orang sudah memiliki kebahagiaan itu meski kadang, untuk menemukannya, diperlukan pencarian panjang.

Tentu, melalui Trolls pesan-pesan itu disajikan dengan cara lugas, tetapi mengena tanpa melupakan keceriaan khas dunia anak-anak. (DWI AS SETIANINGSIH)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Oktober 2016, di halaman 23 dengan judul "Kisah Pencarian Kebahagiaan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com