JAKARTA, KOMPAS.com -- Penyanyi Tulus (29) selama ini dikenal dengan lirik lagu ciptaannya yang puitis. Pria yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 20 Agustus 1987, ini mengungkap rahasia penulisan lirik lagunya.
"Mungkin, kalau saya coba agak sedikit maksa ngulik teorinya, itu mungkin karena saya dibesarkan di keluarga Minang. Saya orang Minangkabau," kata Tulus dalam wawancara usai tampil dalam Musteria di Menara BCA, Jakarta Pusat, pada Selasa (27/12/2016).
Ia besar dan tumbuh dengan dua bahasa, Indonesia dan Minang.
Menurut Tulus, ada kata atau kalimat dalam bahasa Minang yang sudah dikenal tetapi tetap terdengar unik jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
"Tapi pada saat bersamaan, juga familiar. Contohnya, penggunaan kata sewindu (delapan tahun). Itu di rumah saya sangat biasa (bahasa sehari-hari). Tapi, saat saya gunakan itu jadi sebuah lagu, orang-orang ngerasa itu unik, tapi mereka juga tahu maknanya apa," jelasnya.
"Mungkin karena itu kali ya, jadi saat saya melakukan proses kreatif menulis lagu keluarnya seperti itu. Mungkin," katanya lagi.
Tulus menambahkan bahwa ia tak pernah mempelajari cara menulis atau bahasa secara khusus. Proses ia mencipta lagu mengalir begitu saja.
Pelantun lagu "Sepatu" ini mengatakan pula bahwa ia menulis dulu cerita pendek, meringkasnya menjadi kerangka karangan, baru mengubahnya menjadi lirik lagu.
"Sebatas itu aja. Saya enggak bener-bener studi gimana menulis atau menulis puisi. Bener-bener ngalir begitu aja. Otodidak," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.