JAKARTA, KOMPAS.com - Produser Mira Lesmana mengatakan, film dokumenter Maestro Indonesia yang dinaratori oleh artis peran Nicholas Saputra, disebutnya sebagai tantangan berat.
Film dokumenter persembahan PT Pembangunan Jaya ini mengemas sejarah hidup Chairil Anwar dan Soejoedi Wirjoatmodjo dengan durasi masing-masing 15 menit.
Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com di Jakarta pada Selasa (27/12/2016), menyebutkan bahwa Mira bersama sutradara Riri Riza dan tim harus menggali informasi langsung dari sumber perihal kehidupan dua tokoh ini di masa lalu. Sebab, Mira ingin semua yang tertuang dalam film ini sesuai dengan kenyataannya.
Tak heran jika proses kreatif pembuatan film dokumenter Maestro Indonesia ini memakan waktu sekitar dua tahun, karena harus melalui proses kurasi dan mendesain konsep.
"Periode tersebut kami manfaatkan semaksimal mungkin. Tantangan pasti ada, namun kami anggap itu sebagai bumbu racikan untuk membuat film ini tambah sempurna," ungkap Mira.
Mira dan Riri dikenal sebagai dua sineas yang selalu melakukan riset mendalam dalam jangka waktu yang lama sebelum memproduksi sebuah film. Tak heran jika Miles Films hanya merilis satu film panjang dalam setahun.
"Saya sangat masuk ke dalam setiap ide cerita yang harus dibuat film. Konteks dan konten itu bagian dari proses membuat film sebagai produser," ujar perempuan kelahiran 1964 ini.
Maka, ketika film dokumenter Maestro Indonesia rampung dan sudah bisa ditonton secara digital di situs berbagi video YouTube, kita bisa melihat bukti keseriusan produksi yang dipimpin Mira.
Dalam Maestro Indonesia babak Chairil Anwar misalnya, Nicholas terbang dari satu ke kota lain di Indonesia demi menemui para narasumber penting guna mencari informasi tentang sastrawan legendaris kelahiran Medan itu.
Begitu juga dalam Maestro Indonesia tentang arsitek Soejoedi Wirjoatmodjo. Nicholas tak hanya menyambangi bangunan-bangunan monumental yang menjadi jejak-jejak arsitektur modern karya Soejoedi di Jakarta.
Akan tetapi, aktor pemenang Piala Citra dari Festival Film Indonesia (FFI) 2005 ini juga menemui arsitek terkemuka masa kini Andra Matin di Bali dan arsitek sekaligus teman sekolah Soejoedi, Dr Ir Bianpoen di Eropa.
Informasi yang digali Nicholas dari para narasumber tersebut kemudian menguatkan kebesaran dan peran penting Chairil dan Soejoedi dalam bidang sastra dan arsitektur.
"Tokoh-tokoh itu (Chairil dan Soejoedi) memberikan kebanggaan terhadap Indonesia bahwa sudah sejak tahun 50-an dan 60-an kita punya tokoh yang kreatif dan inspiratif," ujar Mira.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.