Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mira Lesmana: Perjalanan Merekam Zaman

Kompas.com - 18/05/2016, 14:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Menekuni dunia film bagi Mira Lesmana tak ubahnya meniti perjalanan hidup. Banyak pelajaran sekaligus kejutan yang ia temui dalam perjalanan itu. Dan, sekarang Mira terkejut dengan sukses besar Ada Apa dengan Cinta 2.

Mira memeriksa telepon genggamnya saat ditanya sudah berapa orang penonton Ada Apa dengan Cinta (AADC) 2, Selasa (10/5/2016), di kantor Miles Films, di daerah Bintaro, Jakarta Selatan.

"Sampai Senin (9/5/2016) malam 2.665.352 penonton,” katanya dengan mata berbinar dan tawa lebar.

"Sekarang gue bisa telepon investor dan bilang, 'woiiii, duit lu udah balik, ha-ha-ha'," lanjut Mira setengah berjingkrak dari kursinya.

Angka yang disebut Mira itu terus tumbuh.

Pekan ketiga Mei, total jumlah penonton AADC 2 sudah melampaui 3 juta. Angka itu kemungkinan akan terus bertambah mengingat AADC 2 masih diputar di beberapa jaringan bioskop.

Mira mengatakan, AADC 2 yang disutradarai Riri Riza itu adalah film yang mendapat respons penonton sangat bagus.

Awalnya, ia hanya menargetkan meraup satu juta penonton untuk menutupi biaya produksi yang mencapai Rp 15 miliar.

Target itu ternyata sudah tercapai pada hari keempat penayangan.

Delapan tahun silam, Mira juga mencetak sukses lewat film Laskar Pelangi yang diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Andrea Hirata.

Film itu meraih 4,7 juta penonton dan menjadi film terlaris Indonesia hingga hari ini.

Selain itu, Laskar Pelangi memunculkan gejala baru di mana film bisa mendorong roda industri pariwisata nasional.

Seiring dengan meledaknya Laskar Pelangi, turis yang datang ke Bangka Belitung—setting Laskar Pelangi—berlipat lima.

Gejala itu juga mulai terlihat seturut sukses AADC 2 yang mengambil setting antara lain di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Kedai kopi, warung sate klathak, hingga rumah doa yang menjadi lokasi shooting AADC 2 diserbu pelancong.

Begitulah, AADC 2 dan Laskar Pelangi jadi contoh kepiawaian Mira dan pasukannya di Miles Films. Ia tak cuma andal membuat film, tetapi juga tahu bagaimana menjualnya dan membuat khalayak "heboh".

Dan, kepiawaian itu ia peroleh setelah bertahun-tahun "berselancar" di tengah industri film nasional yang turun naik, sarat cobaan dan godaan.

Perjalanan
Film bukan sesuatu yang baru buat Mira, putri tokoh jazz Indonesia, Jack Lesmana, dan penyanyi Nien Lesmana.

Sejak kecil ia terbiasa menonton di bioskop bersama keluarganya. Setelah nonton, mereka juga terbiasa mendiskusikannya sambil makan es krim.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau